Tarik Wisatawan Asing, Kemenparekraf dan Bappenas Bentuk Konsep BGCE Industri Pariwisata
- Sherly/viva
Banten VIVA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), meluncurkan konsep BGCE (Blue, Green, dan Circular Economy) bagi peningkatan industri pariwisata dalam negeri.
Peluncuran yang dilaksanakan di Tangerang ini, bertujuan untuk memperbaiki kualitas pariwisata di Indonesia menuju sustainable tourism atau wisata berkelanjutan, baik dari pengelolaan hotel, makanan-minuman, transportasi, hingga akomodasi.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Rizky Handayani mengatakan, saat ini indeks wisatawan di Indonesia baik internasional dan domestik mengalami peningkatan. Sehingga, untuk mempertahankan hal tersebut, pemerintah melakukan perencanaan melalui BGCE.
"Indeks wisatawan kita memang tinggi, dan itu harus kita jaga. Caranya, dengan mengikuti perkembangan zaman yang saat ini digaungkan melalui sustainable tourism atau wisata berkelanjutan, seperti pengurangan penggunaan karbon, efek rumah kaca, hingga bagaimana pengolahan sampah salah satunya plastik. Makanya, kami luncurkan BGCE ini sebagai pedoman pelaku industri wisata," katanya, Jumat, 18 Oktober 2024.
BGCE ini nantinya akan disosialisasikan bagi para pelaku industri melalui asosiasi untuk mengetahui panduan meningkatkan kualitas produk wisata, yang mana mempengaruhi perekonomian di lokasi pariwisata tersebut.
"Implementasinya, kita ajak asosiasi untuk bisa membantu memberikan panduan BGCE pada pelaku industri agar mereka bisa meningkatkan kualitasnya sesuai dengan konsep sustainable tourism ini dan juga disesuaikan dengan kondisi di Indonesia," ujarnya.
Selain itu, dengan panduan BGCE, pemerintah juga menargetkan banyaknya wisatawan asing ataupun investor yang mau berbisnis dan bekerjasama dengan pelaku industri wisata dalam negeri.
"Kita tahu, secara internasional yang mana market di Eropa, hanya akan berpartner dengan negara yang industrinya sudah mengusung sistem berkelanjutan. Belum lagi Jerman, mereka tidak mau mengirimkan wisatawannya ke negara yang belum menerapkan konsep itu, makanya dengan BGCE ini, diharapkan ada peningkatan dari berbagai sektor," jelasnya.
Di Indonesia, beberapa pelaku industri wisata, terdata telah menerapkan wisata berkelanjutan, namun hal tersebut masih dinilai kurang, sehingga diperlukan pedoman BGCE untuk menyelaraskan seluruh pelaku industri agar menerapkan sistem berkelanjutan.
"Sudah ada, hotel bintang lima sudah terapkan BGCE ini, sesuai pedoman masing-masing. Tapi, belum semua. Makanya, kita buat dan susun pendoman BGCE dari kami (Kemenparekraf dan Bappenas) yang disesuaikan dengan kemampuan pelaku industri di Indonesia, sehingga target pengurangan emisi karbon, lalu penggunaan plastik, bisa tercapai," ungkapnya.