Pemuda Asal Pandeglang Sukses Raup Puluhan Juta di Bisnis Pariwisata Usai Berhenti Kerja di Dinas KP
- Yandi Sofyan/bantenviva.co.id
Banten.viva.co.id – Nekat, mungkin kata itulah yang cocok untuk menggambarkan sosok Deden Andriyana (34) saat memutuskan berhenti sebagai pegawai honorer di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten untuk menjadi pemandu wisata di Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun 2016 silam.
Dari yang hanya memiliki gaji sekitar Rp1 jutaan per bulan saat berseragam PDH (pakaian dinas harian), kini pemuda asal Desa Cigorondong, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang itu mampu meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah di setiap bulannya selama menjadi pemandu wisata.
Deden seolah memberikan pembuktian terhadap orang-orang di sekelilingnya bahwa "sebuah proses tidak akan pernah mengkhianati hasil". Maklum saja, cibiran hingga disepelekan sempat dialaminya saat pertama kali memulai bisnis travel ke Pulau Peucang di Taman Nasional Ujung Kulon.
Bahkan, Deden pun harus mengalami berkonflik dengan orang tua yang menentangnya berhenti dari pekerjaan di instansi pemerintahan untuk terjun ke bisnis pariwisata. Maklum saja, jenjang karir yang belum jelas di bisnis travel di Pandeglang serta pola pikir masyarakat di kampung yang menganggap pekerjaan di instansi pemerintah lebih menjanjikan menjadi alasan orang tuanya marah besar saat itu.
"Karena ingin fokus di wisata saat itu, saya memilih berhenti dari dinas. Wah itu marah besar keluarga, orang tua ngamuk, abis saya diomelin. Maklum, orang tua pengen anaknya jadi PNS. Tapi saya yakin kalau keputusan yang saya ambil itu bisa jadi jalan hidup saya. Tapi tadi itu, harus ada bukti konkret untuk meyakinkan mereka (orang tua), jadi saya kudu kerja keras biar mereka percaya," kata Deden saat berbincang dengan banten.viva.co.id, Sabtu 25 Mei 2024.
Bukan tanpa alasan bagi Deden memutuskan untuk serius menggeluti bisnis travel di pelosok Pandeglang. Hal itu bermula saat ia diminta untuk menemani peserta trip dari sebuah agen travel Jakarta yang akan berwisata ke Pulau Peucang, Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun 2015.