Israel Gelontorkan Biaya Fantastis untuk Melakukan Serangan ke Jalur Gaza, Segini Besarannya
- Instagram @camaradafibrik
Banten.viva.co.id – Invasi Israel ke Palestina sejak tanggal 7 Oktober 2023 disebut sebagai yang paling mematikan yang pernah dilakukan sepanjang konflik yang terjadi di Jalur Gaza. Bahkan biaya besar pun telah digelontorkan Israel selama melakukan serangan tersebut.
Surat kabar keuangan Calcalist melaporkan, serangan Israel ke Jalur Gaza diduga menelan biaya sebesar US$51 miliar atau setara dengan Rp794,47 triliun. Menurut Calcalist, biaya tersebut diperkirakan setara dengan 10 persen dari produk domestik bruto.
"Didasarkan pada perang yang berlangsung antara 8 hingga 12 bulan, karena terbatasnya aktivitas di Gaza, tanpa partisipasi penuh Hizbullah Lebanon, Iran atau Yaman, dan sekitar 350.000 warga Israel yang direkrut sebagai cadangan militer segera kembali bekerja," tulis Calcalist, dikutip viva.co.id, Senin, 6 November 2023.
Bahkan dalam laporannya. Calcalist menyebut biaya US$51 miliar itu sebagai perkiraan yang cukup tepat yang telah dikeluarkan oleh Israel selama serangan ke Palestina.
Namun, kementerian keuangan Israel membantah dan tidak mendukung data yang telah dikeluarkan oleh Calcalist.
Sebagai informasi, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel pun melakukan serang dengan membombardir Jalur Gaza dengan tujuan melenyapkan kelompok Hamas, meski ribuan warga sipil termasuk wanita dan anak-anak turut menjadi korban.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich sebelumnya mengatakan pemerintah Israel sedang mempersiapkan paket bantuan ekonomi bagi mereka yang terkena dampak serangan Palestina.
Calcalist pun mengabarkan, setengah dari biaya tersebut akan digunakan untuk biaya pertahanan sekitar US$252 juta perhari, US$4,2-5 miliar untuk kompensasi bisnis, dan IS$2,5-5 miliar untuk rehabilitasi.
Bahkan, bantuan tersebut juga diklaim akan lebih besar dan lebih luas yang dikeluarkan oleh Israel dibandingkan bantuan selama pandemi COVID-19.
Pada Kamis, 2 November 2023, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya berkomitmen untuk membantu semua orang yang terkena dampak.
“Arahan saya jelas: Buka keran dan salurkan dana kepada siapapun yang membutuhkan,” ujarnya Netanyahu tanpa menyebutkan angkanya.
“Sama seperti yang kami lakukan selama Covid. Dalam beberapa dekade terakhir, kita telah membangun perekonomian yang sangat kuat di sini dan bahkan jika perang menuntut dampak ekonomi dari kita, seperti yang terjadi saat ini, kita akan membayarnya tanpa ragu-ragu," tandasnya.