Kisah Ahmad Lili, Diangkat Jadi Kepala Sekolah di Lebak Usai Mengikuti Pendidikan Guru Penggerak
- Yandi Sofyan/banten.viva.co.id
Sekitar 10 bulan dirinya menjadi kepala sekolah dari program guru penggerak, Lili mengaku dirinya banyak menerima ilmu dan pengetahuan yang didapat dari pendidikan guru penggerak sehingga bisa dikembangkan kepada siswa maupun kepada guru lainnya.
"Saya bangun budaya positif, dan menjadi contoh bagi rekan-rekan lain, saya datang lebih awal dan pulang akhir, atau minimal sama dengan rekan-rekan lain. Saya juga membangun karakter anak, ada beberapa program di antaranya di hari Rabu itu sarapan pagi, untuk membangun kebersamaan dan membangun pola pikir berbagai," terang Lili.
"Kemudian di hari Kamis itu ada hari tanpa plastik, untuk membangun kesadaran bahwa dampak dari sampah plastik itu seperti apa. Lalu ada Jumat mengaji, untuk membangun karakter beriman dan bertakwa. Dan Sabtu itu program senam untuk membangun karakter kolaborasi dan kreatif, untuk kesehatan juga agar badan tetap bugar," imbuhnya.
Walaupun terbilang masih baru menjadi kepala sekolah, Lili selalu kerap melakukan pendekatan terhadap para siswa melalui banyak metode yang didapatnya selama mengikuti pendidikan guru penggerak. Diakuinya, adanya guru penggerak membuatnya mendapat ilmu baru untuk diimplementasikan di sekolah yang dipimpinnya.
"Minimal ada perubahan cara belajar siswa. Di antaranya pembelajaran diferensiasi, kemudian pembelajaran yang berpusat pada siswa, bukan lagi pada guru. Saya selalu menekankan kepada rekan-rekan bahwa tidak boleh mengajar dengan ceramah, tapi lebih berpusat pada siswa, bisa menggunakan pendekatan best learning project atau discovery learning," tandasnya.