Menanti Turunnya Wahyu Keprabon ke Presiden Indonesia 2024-2029
- Instagram AI Nusantara
Banten.Viva.co.id - Kontestasi pemilihan pemimpin, seperti Pilpres 2024 kali ini, kerap dikaitkan dengan turunnya Wahyu Keprabon. Masyarakat Jawa masih sangat meyakininya.
Calon pemimpin yang mendapatkan Wahyu Keprabon, diyakini bakal terpilih sebagai pemimpin. Jadi, Wahyu Keprabon tidak turun kesembarang orang.
Wahyu keprabon akan jatuh kepada calon pemimpin yang unggul dalam pengetahuan lahir batin, berpandangan jernih berkepribadian baik, siap memberantas ketidakadilan, serta bertutur kata dengan bahasa yang halus.
Sudah selayaknya kita memilih seorang pemimpin dengan hati nurani dan melihat kemampuannya, serta tutur katanya agar tujuan mensejahterakan masyarakat bisa tercapai.
Wahyu Keprabon ini pada hakekatnya merupakan puncak dari keseluruhan wahyu yang diturunkan. Ini adalah Wahyu yang terakhir yang di terima oleh seseorang, sebagai petunjuk dari Tuhan agar ia memimpin Nusantara.
Tidak mudah, makanya hanya satu orang saja dalam setiap periodenya. Ia pun benar-benar sosok kesatria pilihan yang terbaik di zamannya, karena hatinya bersih dan memancarkan cahaya yang menyejukkan. Sehingga pada prakteknya, orang yang menerima Wahyu ini tidak pernah grasak-grusuk dalam mencari jabatan dan harta. Ia tidak pernah mengejar-ngejar popularitas atau meminta orang lain untuk memilihnya dan bahkan sebenarnya ia tidak pula menginginkan kedudukan apapun di dunia ini. Ia selalu bersikap zuhud dalam hidupnya, tunduk hanya kepada Tuhannya, karena ia pun yakin bahwa segala sesuatunya itu tentu ada waktunya.
Sosok yang menerima Wahyu ini dianggap mendapat restu dari semua yang hidup dalam dimensi keabadian, dan bisa pula berkomunikasi dengan mereka. Ini bukanlah hal yang menyimpang atau kemusyrikan, karena Tuhan telah menunjuknya dengan memberinya hak atas kepemimpinan Nusantara.
Namun kenyataannya kini, para petinggi dan pesohor di negeri ini tidak ada yang memimpin dunia. Mereka lebih senang dengan popularitas duniawi saja, itu pun hanya sekitar Nusantara. Tidak ada dari mereka yang mendapat restu dari siapapun yang berhati bersih. Karena mereka senang dengan meminta orang lain untuk memilihnya dan ia pun terus mengejar-ngejar jabatan.
Wahyu Keprabon ibarat sebuah pintu dimensi yang mengharuskan mereka untuk masuk ke dalam urusan rumah tangga yang besar, yaitu membangkitkan kejayaan Nusantara. Artinya, perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara di tanah Nusantara ini bila tanpa adanya Wahyu Keprabon, maka akan berjalan sendiri. Ia tetap ada namun tanpa adanya pengayoman dari para leluhur Nusantara, sehingga tidak akan ada kejayaan yang semestinya. Karena hanya berjalan sendiri dan lepas kendali, sehingga terus saja menuju kehancurannya sendiri.