Turunnya Wahyu Keprabon di Pilpres 2024

Ilustrasi Sanghyang Penjaga Pulau Jawa dan Bali
Sumber :
  • Instagram @hijau.petualang

Banten.Viva.co.id - Indonesia sedang menjalani proses Pemilihan Presiden (Pilpres), pemenangnya, akan menjadi Presiden Indonesia periode 2024-2029. Pesta demokrasi kali ini diikuti tiga pasang calon. Kemudian masyarakat akan menentukan pilihannya di TPS, pada 14 Februari 2024.

Ketua Umum PPP Ajak Pemuda Dukung Program Asta Cita Prabowo Subianto

Masyarakat Indonesia, terutama Jawa, masih mempercayai, siapa yang terpilih menjadi presiden, mendapatkan Wahyu Keprabon di 'kepalanya'. 

Lalu, apa makna Wahyu Keprabon tersebut? Wahyu Keprabon dari kata ke-prabu-an. Prabu artinya Tuhan. Dalam Bahasa Kawi 'Prabhu', memiliki berbagai makna, seperti sang maha, powerful than, mighty dan sebagainya. 

Pengamanan dan Operasional PLTU Suralaya Dipantau Pangdam III Siliwangi

Wahyu Keprabon bisa dimaknai sebagai Wahyu Ketuhanan. Hanya orang terpilih lah yang akan mendapatkannya. Wahyu Keprabon tidak bisa dipilih oleh siapapun, namun Wahyu Keprabon lah yang memilih dia akan turun kepada siapa.

Wahyu Keprabon bisa turun sebelum seseorang menjadi pemimpin. Jika Wahyu Keprabon itu sudah turun, masyarakat Jawa meyakini, bahwa dia akan terpilih sebagai pemimpin. 

Mensos Targetkan 100 Sekolah Rakyat Mulai Beroperasi di Bulan Juli 2025, Paling Banyak di Pulau Jawa

Pewayangan Jawa

Photo :
  • Viva.co.id

Masyarakat Jawa percaya bahwa, seseorang yang mendapatkan Wahyu Keprabon merupakan pemimpin sejati dan akan membawa kesejahteraan bagi seluruh kaum atau negeri yang dipimpinnya. Pemimpin itu memiliki jiwa suci, amanah, cerdas, adil, hingga kesatria.

Halaman Selanjutnya
img_title