Lima Falsafah Jawa Untuk Kehidupan

Kehidupan Orang Jawa Dalam Tokoh Pewayangan
Sumber :
  • Viva.co.id

Banten.Viva.co.id - Jawa, dikenal dengan berbagai falsafah atau filosofi kehidupannya. Filosofi itu tetap lestari ditengah gempuran kemajuan jaman.

Miris, Ditembak Berulang hingga Mati, Cula Badak Jawa di Ujung Kulon Dijual Seharga Ratusan Juta

Bahkan kerap kali masyarakat saat ini, masih menggunakan falsafah kehidupan itu untuk "mengaji" dirinya sendiri atau dijadikan kutipan maupun unggahan di berbagai platform media sosial.

Namun jauh dari itu, masyarakat Jawa khususnya, seringkali menggunakan unen-unen untuk menata hidup manusia. Makna dari ungkapan-ungkapan Jawa ini seringkali tidak dipahami oleh sebagian besar keturunan etnis Jawa di era modern ini. Maka tidak salah, jika muncul sebutan,"Wong Jowo sing ora njowoni".

Penduduk Pulau Jawa Bertambah Ratusan Ribu Jiwa Usai Arus Balik Dari Sumatera

Namun ada saja yang menganggap filosofi Jawa sudah kuno atau ketinggalan jaman. Namun, warisan budaya pemikiran orang Jawa, mampu menambah kedewasaan dalam hidup bagi banyak manusia.

Berikut lima falsafah Jawa yang jadi pedoman hidup Wong Jowo :

Lebih Dari Setengah Juta Pemudik Belum Kembali Menyebrang ke Pelabuhan Merak

1) Urip Iku Urip, artinya, Hidup Itu Menyala. Maknanya, hidup manusia harus memberikan manfaat bagi kehidupan disekitarnya.

2) Memayu Hayuning Bowono, Ambrasta Dur Hanangkara, artinya, mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan banyak orang, serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak.

Halaman Selanjutnya
img_title