Kasepuhan Gelar Alam, Menanam Padi Memanen Kehidupan
- Istimewa
Misalnya, seni musik, tarian, dan simbol-simbol visual sering kali digunakan dalam upacara Seren Taun, sebuah festival tahunan untuk merayakan panen padi. Aktivitas seni ini berfungsi tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk mengkomunikasikan nilai-nilai spiritual tentang keseimbangan antara manusia dan alam.
Dalam masyarakat agraris, ekonomi moral berbasis komunitas sangat dipengaruhi oleh kebutuhan untuk mempertahankan keseimbangan ekologi. Hal ini relevan dengan masyarakat Gelar Alam, di mana aktivitas seni berperan dalam menjaga keseimbangan tersebut melalui ritual dan tradisi yang memperkuat nilai-nilai adat terkait pangan.
"Sebagai contoh, dalam upacara Seren Taun, berbagai bentuk kesenian seperti wayang, tari, dan nyanyian dipentaskan untuk menghormati Dewi Sri, dewi kesuburan dan padi. Ini menunjukkan bahwa seni tidak hanya menjadi bagian dari ekspresi budaya, tetapi juga terlibat dalam regulasi sistem pangan mereka," tuturnya.
Dalam konteks ini, seni berfungsi sebagai alat untuk menjaga memori kolektif masyarakat terkait dengan praktik pertanian yang berkelanjutan. Menurut pendapat Clifford Geertz dalam Agricultural Involution (1963), sistem pertanian di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, berkembang dalam konteks kebudayaan yang sangat kompleks.
Aktivitas seni di Gelar Alam memperkuat ingatan kolektif masyarakat tentang pentingnya menjaga alam, karena kegiatan artistik mereka selalu terkait dengan siklus pertanian dan pemeliharaan ekologi.
Selain itu, seni di Gelar Alam tidak hanya terbatas pada bentuk-bentuk tradisional, tetapi juga beradaptasi dengan perkembangan zaman. Misalnya, meskipun mereka masih mempraktikkan pertanian tradisional, masyarakat memanfaatkan teknologi sederhana seperti penggunaan panel surya, tetapi tetap menjaga warisan seni dan budaya mereka.
Hal ini menunjukkan bagaimana seni, teknologi, dan budaya pangan dapat berintegrasi secara harmonis. Seperti yang dikemukakan oleh Marshall McLuhan dalam Understanding Media (1964), setiap medium baru, termasuk teknologi, memiliki potensi untuk memperluas cara manusia berinteraksi dengan budaya mereka, tanpa harus menghilangkan esensi tradisionalnya. Relevansi seni dalam budaya pangan di Gelar Alam juga dapat dilihat dari keterlibatan semua anggota komunitas dalam proses seni tersebut.