Kasepuhan Gelar Alam, Menanam Padi Memanen Kehidupan
- Istimewa
"Sebagaimana dinyatakan oleh Victor Turner dalam The Ritual Process (1969), seni yang muncul dalam upacara ritual memiliki peran penting dalam memperkuat solidaritas sosial dan identitas komunitas. Di GelarAlam, upacara Seren Taun dan bentuk-bentuk seni lainnya tidak hanya menjadi representasi nilai-nilai budaya, tetapi juga menjadi ruang di mana komunitas berkumpul dan memperkuat hubungan sosial di antara mereka," ucapnya.
Lebih jauh, seni di Gelar Alam juga mencerminkan sistem pembagian tugas yang terkait erat dengan gender dan peran sosial dalam komunitas. Wanita sering kali berperan dalam menyiapkan makanan untuk ritual, sementara laki-laki bertanggung jawab atas beberapa aspek teknis seperti pengelolaan pertanian. Menurut Sarah Pink dalam Doing Sensory Ethnography (2009), aktivitas-aktivitas ini juga merupakan bagian dari seni sensorik, di mana proses produksi pangan melibatkan semua indra manusia dan terjalin dengan ekspresi seni seperti nyanyian dan tarian.
Pada akhirnya, hubungan antara seni dan budaya pangan di Gelar Alam memperlihatkan betapa pentingnya seni dalam menjaga kesinambungan tradisi, identitas budaya, dan keseimbangan ekologi. Melalui seni, masyarakat tidak hanya merayakan keberhasilan panen, tetapi juga memperkuat hubungan spiritual mereka dengan alam dan komunitas. Ini sejalan dengan pandangan Aldo Leopold dalam A Sand County Almanac (1949) yang menekankan pentingnya etika lingkungan dalam membangun hubungan yang sehat antara manusia dan alam.
"Dengan demikian, seni di Gelar Alam bukan sekadar ekspresi estetis, tetapi merupakan bagian integral dari sistem pangan dan ekologi mereka. Seni berperan dalam memelihara hubungan antara manusia dan alam, mengajarkan nilai-nilai keberlanjutan, dan memperkuat solidaritas sosial dalam komunitas. Inilah yang membuat Desa Gelar Alam menjadi contoh yang relevan tentang bagaimana seni dan budaya pangan dapat berpadu harmonis dalam menjaga kelestarian alam dan kebudayaan," jelasnya.