Wawancara Eksklusif FIFA dengan Shin Tae Yong, Merubah Timnas Indonesia di Mata Dunia
- Instagram Presiden Jokowi
"Dengan masuknya Erick [Thohir] sebagai ketua umum PSSI, jadi ada banyak perubahan sistem yang otomatis mendukung timnas Indonesia secara penuh dan baik," ungkapnya. "Juga ada [program] pemain naturalisasi [diaspora] yang dibawa ke timnas Indonesia jadi bisa mengisi kekurangan atau kelemahan tim, sehingga tim ini bisa menjadi suatu kesatuan yang lebih baik dan bisa membuat sejarah di Piala Asia dan lolos ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia."
Sebagai pendatang baru di fase kualifikasi yang terdiri dari 18 tim terbaik benua Asia, Indonesia merupakan salah satu tim yang paling tidak diunggulkan untuk bisa melangkah lebih jauh. Secara peringkat FIFA, Indonesia (133) kalah jauh dari calon lawan-lawan mereka di Grup C yakni para langganan Piala Dunia, Jepang (18), Australia (24), Arab Saudi (56), belum lagi Bahrain (80) dan Tiongkok (87). Dari fase ini, nantinya dua tim teratas di grup akan lolos langsung ke Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko, sementara posisi ketiga dan keempat akan melanjutkan perjuangan di putaran keempat.
Kata gentar tidak ada dalam kamus Shin Tae-yong dan sang pelatih menargetkan anak asuhnya dapat memberikan perlawanan kompetitif sembari juga mengusung target yang realistis menjelang dua pertandingan awal menghadapi Arab Saudi di Jeddah pada 5 September dan menjamu Australia di Jakarta pada 10 September.
"Seperti yang diketahui, dari peringkat FIFA saja Indonesia merupakan tim paling lemah saat ini, jadinya ketimbang [memaksakan diri] bersaing memperebutkan peringkat pertama dan kedua, mungkin lebih tepat kami harus bekerja keras untuk mencapai peringkat ketiga atau keempat sehingga bisa melaju sampai ke play-off dan dari sana mungkin kami bisa memperebutkan tiket ke Piala Dunia," terangnya.
Ketika pertama kali menangani timnas Indonesia, Shin Tae-yong dikenal dengan kebijakannya "potong generasi", sebuah proses yang hasilnya kini bisa dinikmati penggemar, dengan munculnya bintang-bintang baru dalam diri Marselino Ferdinan, Rizky Ridho, Pratama Arhan, Ernando Ari hingga Hokky Caraka. Juru latih berusia 53 tahun itu pun menjelaskan mengapa harus mengambil langkah yang tergolong ekstrem tersebut.
"Mengapa saya lebih banyak memanggil para pemain muda? Karena ada beberapa pemain sebelumnya yang tidak menunjukkan usaha untuk mengubah mental dan fisik," tegas Shin Tae-yong. "Akhirnya ada keputusan untuk mengganti generasi, jadi pastinya saya berusaha mengubah mental dan fisik para pemain muda itu dan mereka pun mengikuti instruksi dengan baik."