Sambut Kepulangan PMI di Periode Mudik, Menteri P2MI Cek Fasilitas Lounge di Bandara Soetta

Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, saat cek layanan Lounge PMI
Sumber :
  • Sherly/viva

Banten VIVA - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding melakukan pengecekan pada fasilitas di lounge Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), yang berada di area keberangkatan internasional, Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu, 30 Maret 2025.

Persiapan Haji 2025: Bandara Soetta Akan Ubah Lokasi Layanan Makkah Route

Pengecekan itu terkait dengan persiapan pihak Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) untuk menyambut kepulangan para pekerja migran di musim angkutan lebaran 2025.

"Rata-rata mereka ini baru dapat libur, untuk (pekerja migran) yang prosedural, jadi kita cek gimana layanannya agar bisa memberikan kenyamanan bagi mereka," kata Karding.

Angkasa Pura Catat 2,7 Juta Penumpang Lintasi Bandara Soetta Selama Angkutan Lebaran 2025

Lanjut dia, lounge tersebut merupakan layanan gratis yang dapat diakses hanya dengan menyebutkan identitas pekerja migran.

"Enggak harus ada prosedur, yang penting di sana kan sudah ada ini tuh, apa namanya itu? Informasi panah dan sebagainya, dan petugas kita," ujarnya.

Angkasa Pura Catat Realisasi Penumpang di Angkutan Lebaran 2025 Baru 2,7 Juta

Selama ramadan 2025 ini pun, ia mendata, sebanyak 2.837 pekerja migran yang berhasil pulang ke tanah air.

"Selama ramadan ini, sampai dengan musim mudik, total ada 2.837 pekerja migran Indonesia (PMI) yang pulang. Namun, dari angka itu sekitar 80 persennya berangkat secara non-prosedural," jelas dia.

Dalam hal ini, pihaknya juga hadir memberikan pelayanan terhadap pekerja migran ilegal yang mudik. Edukasi juga diberikan kepada mereka agar paham prosedur mengikuti aturan yang berlaku sehingga terhindar dari kejahatan internasional.

“Karena warga kita, kita layani semua. Kita, ya, kita bantu dalam konteks, satu memberi informasi, membantu ketika mereka turun, kemudian memberi informasi di sini, lalu kita tampung kadang-kadang (di shelter) kalau dia harus keluar kota dari Jakarta misalnya," ungkapnya.