Mahasiswa Katolik Digerebek Warga Saat Gelar Doa Rosario, GP Ansor Tangsel Ingatkan Jaga Kerukunan

GP Ansor Kota Serang
Sumber :

Banten.viva.co.id –Ketua PC GP Ansor Tangerang Selatan Imam Fitra Ramadhan menyesalkan kejadian pengeroyokan yang dialami sekelompok mahasiswa Katolik Universitas Pamulang. 

Mahasiswa Desak Kejati Banten Usut Tuntas Mega Korupsi di Bumi Jawara

Saat menggelar doa Rosario, di kelurahan Babakan, Setu, Tangerang Selatan. 

"Kami menyesalkan terjadinya kejadian seperti ini di Tangsel, kota yang menjadi rumah berbagai entitas agama dan suku, Tangsel yang selama ini aman dan kondusif bisa terjadi kejadian seperti ini," ungkap Imam, saat dihubungi pada Senin 6 Mei 2024. 

168 Mahasiswa Tampil Memukau di UPH Talent Show 2024

Ia berharap, kepada pemerintah kota, jajaran Polres, dan Kementerian Agama Tangerang Selatan untuk lebih aktif. 

Dalam melakukan pembinaan toleransi dan keberagaman. Guna menciptakan kerukunan antar umat beragama di Tangerang Selatan.

KAHMI Foundation Jadikan Momen Peringatan Hari Pahwalan dengan Berziarah ke Makam Lafran Pane

"Kami juga meminta Pemerintah Kota, Polres dan Kemenag Tangsel untuk lebih aktif dalam pembinaan toleransi dan keberagaman di masyarakat agar tercipta kerukunan antar umat beragama," tegas Imam.

Selain itu, Imam juga mengingatkan, untuk melakukan evaluasi kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang seharusnya melakukan pembinaan dan langkah yang preventif. Sehingga, kejadian seperti hal ini tidak terjadi di kemudian hari.

"Perlu dilakukan evaluasi terhadap FKUB Tangsel terkait posisi FKUB untuk melakukan pembinaan yang seharusnya bisa menjadi langkah preventif untuk menghindari kejadian seperti ini," kata Imam.

Imam juga berharap, kepada semua pihak untuk meredam dan menahan diri agar konflik tidak meluas. Menjaga kondusifitas lingkungan dengan mengutamakan kemaslahatan. Saling memaafkan dan menyerahkan kasus ini kepada pihak berwajib yang memiliki kewenangan.

"Kami meminta kepada kedua belah pihak untuk bersama-sama menahan diri dan saling memaafkan agar konflik ini tidak meluas," pungkas pria jebolan UIN Jakarta ini.

Kendati demikian, GP Ansor Tangerang Selatan berkomitmen menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama. 

Pihaknya pun membuka diri kepada semua pihak untuk melakukan mediasi dan mendampingi kedua belah pihak, dengan mengutamakan prinsip kemaslahatan bersama.

Hal senada disampaikan oleh Ketua LBH GP Ansor Tangerang Selatan Suhendar. 

Ia mengingatkan kepada pihak-pihak terkait untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang akan memperkeruh keadaan.

"Sebab hal ini menyangkut isu SARA, oleh karenanya harus bijaksana meresponnya, jika tidak maka berpotensi memecah belah bangsa," kata Suhendar.

Segala bentuk perbedaan, kata dia, adalah kondisi final yang harus bisa diterima. Sebab Indonesia adalah majemuk, dan berdasarkan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika.

"Untuk dan atas nama apapun, tidak boleh ada tindakan main hakim sendiri, melakukannya adalah perbuatan melanggar hukum," imbuh Suhendar. 

Ia mengingatkan kepada pihak berwenang untuk mendudukkan masalah dengan seutuhnya. Mencarikan solusi untuk senantiasa menjaga persaudaraan yang sudah dibangun. Dan menjaga persatuan antar sesama umat beragama.

"Kita sebagai warga bangsa berkewajiban untuk menjaga persaudaraan dan persatuan antar sesama umat beragama," tandas Dosen Hukum Universitas Pamulang ini.