Kenali Gejala Penyakit Neuromuskular Pada Anak Mulai Dari Gangguan Motorik

Penjelasan dr. Lisa soal neuromuskular pada anak
Sumber :
  • Sherly / viva

Banten VIVA - Neuromuskular merupakan dua kata yang berarti saraf dan otot. Pada penyakit ini, sering ditemui adanya gangguan yang menyebabkan penyakit atau permasalahan saraf dan otot, sehingga menyebabkan kelemahan dan nyeri.

Haru Anak dan Orangtua Bertemu di Rutan Kelas IIB Serang saat Hari Ayah

Penyakit neuromuskular dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan otot, kram dan nyeri. Bahkan, dalam kasus yang parah, kesulitan bernapas dan menelan.

Penyakit ini kerap kali di temui, bahkan tidak hanya menyerang orang dewasa, namun seiring berjalannya waktu, gangguan saraf dan otot ini juga dapat menyerang bayi, yang mana mengakibatkan beberapa gangguan perkembangan motorik.

Rumah Sakit Tangerang Luncurkan Pusat Penanganan Penyakit Liver, Lengkapi Faskes di Indonesia

Dokter Anak sub Spesialis Saraf Anak, dr. Lisa Safira, Sp.A mengatakan, beberapa gejala neuromuskular yang terjadi pada anak seperti, telat menangis, suara menangis tidak kencang, kelemahan pada otot gerak, berjalan jinjit, sulit menaiki tangga atau bangun dari lantai.

"Neuromuskular ini juga terjadi pada anak, tidak hanya menyerang orang dewasa saja. Beberapa cirinya mulai dari kelemahan otot saat akan berdiri. Disana, anak mengalami kesulitan ketika akan bangun dari duduk atau saat jongkok. Ada juga, kelemahan otot pernapasan. Lalu, gangguan mengisap atau menelan, yang mana pada kasus ini, anak akan sering tersedak saat sedang menyusu kepada ibu atau kesulitan menghisap," katanya dalam diskusi Neuromuskular di Mandaya Royal Hospital Puri, Tangerang, Sabtu, 22 Juni 2024.

Anak dan Orangtua Siswa Sekolah Dasar Diduga Kompak Bully Teman Sekelas

Kemudian, gejala lainnya seperti kekakuan otot, kelemahan otot mata sehingga sulit membuka atau menutup kelopak mata, kedutan otot dan kelumpuhan.

"Gejala lainnya ada yang gangguan motorik. Disini kerap kali kasusnya kita temui, dimana anak usia 8 bulan belum bisa duduk sendiri, masih baring saja atau miring kanan kiri. Lalu, usia 12 bulan belum bisa berdiri sendiri. Disini harus kita waspadai, biasanya orang tua itu menganggap ini hal biasa, kadang memilih diurut atau dipijat. Namun, seharusnya hal yang dilakukan adalah pemeriksaan kondisi anak," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
img_title