Siloam Gelar Seminar, Angkat Citra Diri Penyintas Kanker Lewat Pemulihan Fisik dan Emosional

Banten VIVA - Siloam Hospital Lippo Village menggelar seminar dengan tema Strength in Style: Empowering Survivors with Confidence. Kegiatan yang dihadiri oleh puluhan penyintas kanker ini pun, di gelar di Ballroom Siloam Hospital, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Jumat, 20 September 2024.

Salah satu hal yang diangkat mengenai penguatan pemulihan fisik dan emosional bagi penyintas kanker. Di mana, proses penyembuhan yang dilakukan para pasien, menyebabkan adanya perubahan fisik. Hal ini menjadikan timbulnya rasa kurang percaya diri.

Adanya kondisi ini, Dr. Sweety Pribadi, SpBP mengatakan, adanya peran bedah rekonstruktif dalam membantu penyintas mendapatkan kembali kepercayaan diri dan citra diri mereka, dengan fokus pada pemulihan fisik dan emosional.

"Di sini kita beri pemahaman mengenai pemulihan fisik dan emosional bagi para penyintas. Jangan merasa tidak percaya diri," katanya.

Seperti pada proses pemulihan fisik bagi penyintas kanker payudara. Dengan beberapa tahapan, penyintas bisa kembali mendapatkan bentuk payudaranya kembali dengan metode bedah pemindahan lemak dan otot.

"Seperti pada kanker payudara, kita bisa bentuk kembali dengan pemindahan lemak dan otot di perut. Jadi, para penyintas bisa mendapat pemulihan fisik dari apa yang sudah dijalani pada pengobatannya," ujarnya.

Namun, tidak semua penyintas kanker bisa menjalani proses operasi pemulihan tersebut. Terdapat beberapa kriteria agar penyintas dapat melakukan tindakan rekontruksi tubuh.

"Tidak semua pasien, ada cirinya, yang pasti kita harus konsultasi dulu kepada dokter kanker yang menangani pasien, apakah aman atau tidak. Kalau aman kita beri tindakan. Dan soal pantangan tentunya ada di beberapa hal, tapi lebih ke fisik. Misal, kalau habis pengambilan lemak di perut, pasien disarankan pakai korset, lebih seperti itu," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Siloam Hospitals Lippo Village, Jennifer Hendra mengatakan, tujuan acara ini adalah untuk membangun komunitas yang mendukung, di mana para penyintas kanker dapat saling terhubung, berbagi pengetahuan, dan merasa lebih kuat.

"Melalui edukasi kesehatan dan workshop, peserta diharapkan mendapatkan pengetahuan serta keterampilan praktis yang membantu mereka menghadapi berbagai tantangan," ungkapnya.