RS Swasta di Tangerang Ajak Ilmuan Belanda Tingkatkan SDM Kedokteran Nuklir di Indonesia
- Sherly/viva
Banten VIVA - Kanker menjadi salah satu penyakit yang menakutkan, hal ini karena pertumbuhannya yang tidak diketahui, serta proses penyembuhannya memakan waktu cukup banyak.
Dengan kondisi itu, para ilmuan pun berbondong-bondong menemukan cara dan solusi untuk melakukan penanganan pada proses penyembuhan yang bisa mematikan atau membuat tidur sel kanker.
Salah satunya, metode menggunakan nuklir. Meski terdengar asing, namun pengobatan menggunakan nuklir telah digunakan pada beberapa proses penyembuhan kanker.
Melihat hal ini, para ilmuan di bidang kedokteran pun mulai melakukan pengembangan teknologi dengan adanya kerjasama. Seperti yang dilakukan rumah sakit swasta di Kabupaten Tangerang, yakni Siloam Hospitals.
Di mana, sebagai bagian dari komitmen Siloam Hospitals MRCCC untuk terus memberikan pelayanan penyakit kanker terbaik kepada masyarakat, pihaknya mengadakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan The Netherlands Cancer Institute (AVL/NKI).
Chief Executive Officer MRCCC Siloam Hospital Semanggi, Dr Edy Gunawan mengatakan, kerjasama dengan ilmuan asal Belanda itu meliputi dua termal waktu, jangka pendek dan jangka panjang. Dimulai dari jangka pendek, dalam waktu dekat akan ada pelatihan para nakes yang terkait dalam kedokteran nuklir.
"Sama-sama kita tahu, bahwa dalam departemen kedokteran nuklir, membutuhkan SDM tidak hanya dokter, tapi ada juga perawat, radiologi dan sebagainya. Dimana di Indonesia, pelatihannya itu sangat langka, makanya nanti akan ada tenaga ahli dari AVL/NKI yang akan melakukan berbagai pelatihan tersebut," katanya, Selasa, 10 September 2024.
Lalu, Siloam MRCCC akan berkonsultasi dengan dokter nuklir AVL/NKI di Belanda, untuk kasus-kasus pasien yang kompleks. Sebab, dalam penanganan beberapa pasien kanker, dibutuhkan hingga multidisiplin.
"Jadi, satu pasien bisa ditangani oleh tim dokter yang di dalamnya terdiri dari dokter penyakit dalam subspesialis, bedah onkologi, dan sebagainya. Di dalamnya pun ada tim kedokteran nuklir yang mengambil peran penting dalam diagnosis," ujarnya.
Kemudian, untuk kerjasama jangka panjang, Siloam MRCCC dengan AVL/NKI akan mengembangkan kedokteran nuklir di Indonesia. Sebab, saat ini kedokteran nuklir di Indonesia sifatnya hanya sampai tahap diagnosis. Padahal, kedokteran di bidang ini sangat luas, bisa sampai ke penyembuhan dan terapi penyakit kanker.
"Jadi saat ini yang berkembang adalah, kedokteran nuklir bisa dipakai untuk terapi, bisa mempersingkat waktu pengobatan. Gimana caranya kita menggunakan radiofarmaka atau materi dari kedokteran nuklir untuk terapi pasien kanker," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Kerjasama Internasional Siloam Hospitals, Hendy Widjaja mengatakan, kerjasama itu akan difokuskan pada tiga bidang utama, yaitu pelayanan atau konsultasi, pendidikan atau pelatihan, dan penelitian.
"Kerjasama ini akan membawa banyak manfaat bagi kami. Dalam hal peningkatan pelayanan, AVL/NKI akan terlibat dalam memberikan konsultasi pada kasus-kasus kompleks. Kami juga akan berpartisipasi dalam pertemuan MDT, dimana pembahasan kasus sulit kanker dibicarakan. Di bidang pendidikan, MoU ini membuka kesempatan bagi staf MRCCC untuk mengikuti pelatihan di Belanda dan AVL akan menjadi narasumber tetap pada berbagai acara ilmiah yang kami selenggarakan," ungkapnya.