Repnas Cilegon Soroti Penanganan Kerusakan Fasilitas HSM 1 Diduga Faktor PT KS Merugi Rp2 Triliun
Banten.viva.co.id –PT Krakatau Steel membukukan kerugian Rp 2,03 triliun pada 2023. Penanganan kerusakan pada fasilitas produksi baja Hot Strip Mill (HSM) 1 menjadi sorotan.
Krakatau Steel dalam laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah kerugian yang dialami perusahaan pada 2023 sebesar Rp 2,03 triliun.
Kerugian ini salah satunya akibat kerusakan pada fasilitas Hot Strip Mill 1. Fasilitas yang memproduksi Hot Rolled Coil (HRC) yang merupakan produk utama PT Krakatau Steel tidak beroperasi.
Pembina Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Cilegon, Edi Sufandi menyoroti kinerja perusahaan yang terus mengalami kerugian selama 1 dekade lebih menurutnya butuh keseriusan pembenahan perusahaan.
"Kami menilai bahwa selama 1 dekade lebih Krakatau Steel terus mengalami kerugian, laporan terakhir KS ini rugi Rp 2 triliun lebih," bebernya.
"Ini menunjukkan ironi di samping pemerintah menggalakkan proyek infrastruktur tapi KS tidak menikmati itu," kata Edi, Jumat 21 Juni 2024.
Menurutnya, kinerja Krakatau Steel masih ditopang oleh anak perusahaan yang mendivestasi ke perusahaan induknya.
Kondisi keuangan yang terus mengalami kerugian, kata Edi dikhawatirkan akan mengurangi kesempatan kerja masyarakat lokal.
"Beberapa tahun lalu kita tahu ada pengurangan karyawan besar-besaran di KS, jika perusahaan terus merugi, bukan tidak mungkin kesempatan kerja warga lokal akan berkurang. Ini yang menurut saya harus segera dibenahi. Kita tau KS ini kan dulu jadi perusahaan kebanggaan warga Cilegon," katanya.
Selain itu, Edi menyoroti soal kerusakan fasilitas HSM 1 yang setahun lebih tak beroperasi.
HSM 1, kata Edi sejak awal Mei 2023 terjadi kerusakan akibat korsleting yang menimbulkan api pada salah satu bagian produksi.
Kerusakan itu mengakibatkan Krakatau Steel tidak bisa memproduksi Hot Rolled Coil (HRC) yang jadi produk utama Krakatau Steel.
"Sudah setahun lebih HSM 1 nggak beroperasi, ini yang menjadi salah satu faktor utama KS merugi sampai Rp 2 triliun lebih. Saya kira kalau sudah setahun nggak juga beroperasi jadi pertanyaan, kok sampai lama begitu proses perbaikannya," ujarnya.
Direktur Utama PT Krakatau Steel, Purwono Widodo juga dalam siaran pers keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia mengatakan, masih tingginya beban keuangan senilai US$129,59 juta atau setara Rp 2 triliun dan rugi selisih kurs senilai US$9,62 juta atau setara Rp148,48 miliar
Sehingga Perseroan membukukan rugi bersih tahun berjalan senilai US$131,65 juta atau setara Rp2,03 triliun serta laba bruto senilai US$112,91 juta atau setara Rp1,74 triliun.
Purwono mengatakan, kerugian yang dialami Krakatau Steel merupakan salah satu dampak tidak beroperasinya fasilitas Hot Strip Mill 1 (HSM#1), penghasil produk utama Hot Rolled Coil (HRC) akibat kerusakan pada switch house Finishing Mill.
Selain itu, aksi korporasi divestasi saham beberapa anak usaha di Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur untuk pembayaran utang Tranche B juga berdampak pada penurunan kinerja karena di tahun 2023 ini sudah tidak lagi dikonsolidasikan ke Krakatau Steel Grup.
"Perseroan saat ini terus berupaya semaksimal mungkin menjaga performa kinerja selama recovery pabrik HSM#1. Perbaikan fasilitas HSM#1 akan selesai tahun ini dan diharapkan produksi pertama produk HRC pasca perbaikan akan dilakukan pada Triwulan IV tahun 2024," katanya.
Krakatau Steel, kata Purwono tetap berupaya menjaga kinerja dengan menyelesaikan perbaikan fasilitas HSM#1 sesuai dengan jadwal yang ditargetkan untuk beroperasi kembali di akhir tahun 2024 dan sejalan dengan hal tersebut.
Krakatau Steel juga sedang menyelesaikan restrukturisasi lanjutan atas sisa utang dengan para kreditur dan pemegang saham.