Gencar Kampanye Penggunaan Obat Long-Acting Bagi ODGJ, Mensos : Biar Mudah Terpantau

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini
Sumber :
  • Yandi Sofyan/bantenviva.co.id

Banten.viva.co.id – Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini mengaku tengah fokus menangani persoalan ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) melalui penggunaan obat-obatan yang mampu bertahan lama atau long-acting.

Begini Klarifikasi Jubir Soal Cabup Pandeglang Raden Dewi Bagi-bagi Uang Rp50 Ribu ke Emak-emak

Hal itu disampaikan Tri Rismaharini saat melakukan bakti sosial layanan pengobatan dan pengecekan ODGJ, kusta, layanan disabilitas, operasi katarak, Layanan Rumah Sejahtera Terpadu (RST), layanan air bersih, layanan alat bantu dengar, serta kewirausahaan di Kabupaten Pandeglang, Banten pada Jumat 14 Juni 2024.

Bukan tanpa alasan, diakui Tri Rismaharini, pengguna obat long-acting dinilai paling sesuai dengan kondisi sosial dan ekonomi mayoritas pasien ODGJ yang hidup di bawah garis kemiskinan sehingga tidak cocok diberikan obat-obatan jangka pendek.

Cabup Pandeglang Raden Dewi Bagi-bagi Uang Rp50 Ribu ke Emak-emak, Bawaslu Lakukan Penelusuran

"Saya sudah mulai kampanye tentang penggunaan obat yang itu long-acting, karena kalau tiap hari, sebagian besar mereka penderita ODGJ itu dari keluarga berpendapatan rendah, sehingga dia sibuk mencari makan, lalu lupa minum obatnya, tiap hari itu dia berat," kata Tri Rismaharini.

"Maka saya kemarin komunikasi dengan Pak Menkes untuk minta pengobatan long-acting yang hanya diberikan satu bulan sekali," sambungnya.

Relawan Gerak 08 Banten Terus Konsolidasi Menangkan Andra Soni Menjadi Gubernur

Dengan metode pengobatan long-acting, diterangkan Tri Rismaharini, pasien ODGJ tidak perlu lagi minum obat setiap hari sehingga meminimalisir pasien absen minum obat akibat kelupaan atau kehabisan stok, baik di rumah maupun puskesmas.

Pasalnya, lanjut dia, kondisi kesehatan pasien ODGJ kembali menurun akibat lupa sehari meminum obat hingga kembali merugikan atau membahayakan orang sekitar, termasuk anggota keluarga pasien.

"Karena ODGJ itu kalau dia lambat satu hari aja ga minum obatnya, itu emosinya bisa naik turun. Nah yang berbahaya itu dia bisa merugikan atau mencederai orang lain," jelasnya.

"Kalau satu bulan sekali kan obatnya bisa dijadwalkan, dan dari puskesmas atau dinkes itu juga bisa mantau, bisa dengan mudah dipantau kalau satu bulan sekali," imbuh Tri Rismaharini.

Berdasarkan informasi, dalam kegiatan bakti sosial di Kabupaten Pandeglang, Banten, Tri Rismaharini mengucurkan bantuan kepada masyarakat dengan total nilai mencapai Rp336.424.000.