Pemuda Asal Pandeglang Sukses Raup Puluhan Juta di Bisnis Pariwisata Usai Berhenti Kerja di Dinas KP

Deden Andriyana
Sumber :
  • Yandi Sofyan/bantenviva.co.id

Banten.viva.co.id – Nekat, mungkin kata itulah yang cocok untuk menggambarkan sosok Deden Andriyana (34) saat memutuskan berhenti sebagai pegawai honorer di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten untuk menjadi pemandu wisata di Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun 2016 silam.

Tarik Wisatawan Asing, Kemenparekraf dan Bappenas Bentuk Konsep BGCE Industri Pariwisata

Dari yang hanya memiliki gaji sekitar Rp1 jutaan per bulan saat berseragam PDH (pakaian dinas harian), kini pemuda asal Desa Cigorondong, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang itu mampu meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah di setiap bulannya selama menjadi pemandu wisata.

Deden seolah memberikan pembuktian terhadap orang-orang di sekelilingnya bahwa "sebuah proses tidak akan pernah mengkhianati hasil". Maklum saja, cibiran hingga disepelekan sempat dialaminya saat pertama kali memulai bisnis travel ke Pulau Peucang di Taman Nasional Ujung Kulon.

Ditengah Situasi Politik, Pengembang Tangerang Hadirkan Diskon Pembelian Hingga 30 Persen

 

Aksi Deden Andriyana saat menangani peserta trip

Photo :
  • Yandi Sofyan/bantenviva.co.id
2 Remaja Asal Jakarta Hilang Terseret Ombak saat Berenang di Pantai Karang Seke Lebak

 

Bahkan, Deden pun harus mengalami berkonflik dengan orang tua yang menentangnya berhenti dari pekerjaan di instansi pemerintahan untuk terjun ke bisnis pariwisata. Maklum saja, jenjang karir yang belum jelas di bisnis travel di Pandeglang serta pola pikir masyarakat di kampung yang menganggap pekerjaan di instansi pemerintah lebih menjanjikan menjadi alasan orang tuanya marah besar saat itu.

"Karena ingin fokus di wisata saat itu, saya memilih berhenti dari dinas. Wah itu marah besar keluarga, orang tua ngamuk, abis saya diomelin. Maklum, orang tua pengen anaknya jadi PNS. Tapi saya yakin kalau keputusan yang saya ambil itu bisa jadi jalan hidup saya. Tapi tadi itu, harus ada bukti konkret untuk meyakinkan mereka (orang tua), jadi saya kudu kerja keras biar mereka percaya," kata Deden saat berbincang dengan banten.viva.co.id, Sabtu 25 Mei 2024.

Bukan tanpa alasan bagi Deden memutuskan untuk serius menggeluti bisnis travel di pelosok Pandeglang. Hal itu bermula saat ia diminta untuk menemani peserta trip dari sebuah agen travel Jakarta yang akan berwisata ke Pulau Peucang, Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun 2015.

Upah sebesar Rp500 ribu yang diterimanya dari hasil menemani peserta trip selama 2 hari saat itu seolah membuka pikiran Deden untuk ikut terjun ke dunia pariwisata yang saat itu masih belum dilirik oleh orang-orang di Pandeglang sebagai sebuah pekerjaan yang memiliki progres menjanjikan.

 

Pemandu wisata lokal Ujung Kulon, Deden Andriyana

Photo :
  • Yandi Sofyan/bantenviva.co.id

 

Sama dengan orang di Pandeglang kebanyakan, Deden mengaku tak pernah terbersit sedikit pun di benaknya jika potensi wisata yang ada di daerahnya bisa menjadi peluang usaha baru yang bisa menjadi potensi besar untuk meningkatkan perekonomian.

"Awalnya itu sekitar tahun 2015, kakak saya ke Ujung Kulon, terus saya diminta nemenin peserta trip, travelnya dari Jakarta. Waktu itu 2 hari, alhamdulilah dapat uang Rp500 ribu. Dari situ saya mikir, orang Jakarta aja bisa bawa ke Ujung Kulon, masa saya sebagai asli orang Ujung Kulon enggak bisa," ungkap Deden.

"Enggak kepikiran sebelum itu mah, boro-boro masyarakat di sini mungkin berpikirnya kalau mau dapat duit ya kerja pakai seragam atau tani sama melaut (nelayan). Ga ngeh kalau tempat yang indah ternyata bisa juga dijadiin duit," sambungnya sambil tertawa.

Deden mulai merintis bisnisnya melalui jejaring media sosial lantaran hanya itu yang bisa menjadi media promosi bagi dirinya yang murah namun tetap bisa terkoneksi dengan orang-orang di perkotaan. Awal tahun 2016, Deden giat promosi tentang Pulau Peucang di akun media sosial Instagram yang dibuatnya dengan nama @ujungkulon_adventure.

Namun, promosi melalui media sosial tak semulus harapannya. Hari demi hari Deden aktif melakukan promosi, tapi tak satupun wisatawan yang didapatnya. Sempat ingin menyerah, ia pun akhirnya mendapatkan peserta trip pertamanya setelah hampir 1 tahun melakukan promosi di media sosial.

 

Aksi Deden Andriyana saat menangani peserta trip

Photo :
  • Yandi Sofyan/bantenviva.co.id

 

"Satu tahunan pokoknya, baru tuh dapat, bisa bawa wisatawan sendiri, itu sekitar 17 orang di akhir tahun 2016 jelang tahun baru," ujarnya.

"Dan waktu itu dapat pemasukan sampai Rp1 juta, padahal cuma 2 haru, dan itu senang banget. Padahal kerja di dinas duit segitu bisa sebulan dapatnya. Dari situ kepikiran buat lebih fokus lagi," imbuh Deden.

Bulan demi bulan hingga tahun demi tahun dilalui Deden pasca keluar dari pekerjaan di instansi pemerintah dengan membawa rombongan trip yang silih berganti datang ke Pulau Peucang, Taman Nasional Ujung Kulon. Mungkin, sudah puluhan ribu wisatawan yang telah diantar Deden untuk berlibur ke Pulau Peucang sampai saat ini.

Sontak hal itu membuat Deden pun kembali mendapat kepercayaan dan pengakuan dari kedua orang tuanya. Bahkan, kedua orang tua yang sedari awal menentang, justru kini berbalik mendukung penuh bisnis travel yang digeluti oleh Deden.

"Alhamdulillah orang tua mendukung, sekarang sudah ke beli rumah, beli mobil, motor dan alhamdulilah sudah punya 2 kapal yang biasa dipakai bawa wisatawan ke Ujung Kulon," kata Deden.

"Omzet perbulan sih tergantung ya, kalau lagi rame bisa lebih dari Rp30 juta per bulan dapatnya, itu bersih. Tapi kalau sepi ya paling Rp3 juta sampai Rp8 jutaan inshaallah ada aja," lanjutnya.

Terkini, Deden bukan saja membuat perekonomian dirinya dan keluarga menjadi jauh lebih baik, namun turut serta membantu membuka lapangan kerja baru bagi orang-orang di sekelilingnya. Total, Deden kini memiliki sebanyak 14 orang karyawan yang membantu mengurusi bisnis travelnya.

"Alhamdulillah bisa ngajak teman, orang-orang di kampung bekerja, bisa dapat duit, ga perlu ke kota. Ada 14 orang, ada yang bagian pemandu, ada yang bagian koki, ada kapten kapal sama jadi ABK di kapal saya. Alhamdulillah mudah-mudahan bisa makin berkembang biar makin banyak orang yang bisa ikut kerja," kata Deden.

 

Deden Andriyana (tengah) bersama para kru CV Ujungkulon Adventure

Photo :
  • Yandi Sofyan/bantenviva.co.id

 

Deden Andriyana telah menunjukkan bahwa dedikasi dan konsistensi adalah kunci utama dalam membangun sebuah bisnis dari nol. Kisahnya adalah inspirasi bagi siapa saja yang ingin mengejar mimpi di bidang passion masing-masing. Dengan tekad yang kuat dan visi yang jelas, Deden membuktikan setiap tantangan bisa diatasi, dan setiap mimpi bisa diwujudkan.