Waspadai, Gigi Bermasalah Bisa Sebabkan Penyakit Jantung
- Sherly/viva
Banten VIVA - Kesehatan gigi seharusnya selalu dijaga, hal ini karena gigi memegang peranan penting bagi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dan jika kesehatan gigi tidak dijaga, risiko terhadap penyakit atau masalah kesehatan lainnya akan meningkat.
Salah satu penyakit yang bisa timbul akibat kurang perhatian pada kesehatan gigi, yakni penyakit jantung. Penyakit yang menjadi momok menakutkan ini, bisa timbul bukan cuma dari faktor resiko gaya hidup, atau keturunan saja. Namun, kebersihan gigi juga berdampak pada kesehatan jantung.
Menurut Maulidya Ayudika Dandanah, Dokter Spesialis Bedah Jantung, Paru dan Pembuluh Darah mengatakan, kuman dari gigi bisa turun ke pembuluh darah dan menyebabkan masalah pada katup jantung.
"Berkaitan kebersihan gigi, kuman bisa turun ke jantung menyebabkan pintu jantung macet dan penyakit jantung rematik," katanya, Minggu, 18 Agustus 2024.
Terlebih, bila kondisi gigi telah berlubang, adanya karang gigi, dan gigi yang membusuk. Otomatis membuat kuman terus berkembang dan menambah faktor resiko penyakit jantung.
"Ada yang gigi berlubang, busuk, atau ada karang gigi, itu ada resiko bisa menyebabkan sakit jantung, terlebih pada gangguan katupnya, atau jantung rematik. Di Indonesia ini cukup banyak kasusnya," ujarnya.
Makanya, ia menegaskan untuk bisa menjaga kebersihan gigi, agar kuman tak berkembang hingga menyebabkan penyakit jantung.
"Kebersihan gigi ini harus di jaga, sikat gigi dua kali sehari, terus rutin bersihin karang supaya kuman tidak bisa menyebar ke pembuluh darah," terang Maulidya.
Bila pasien telah terkena penyakit jantung dan harus mendapatkan tindakan, ia menerangkan adanya beberapa metode bedah jantung, seperti minimal invasif, yakni teknik modern yang menggunakan insisi kecil untuk melakukan prosedur jantung dengan presisi yang lebih besar dan trauma yang lebih sedikit pada jaringan di sekitar area operasi.
"Metode ini menawarkan banyak keuntungan dibandingkan dengan bedah jantung terbuka tradisional, termasuk waktu pemulihan yang lebih cepat, risiko yang lebih rendah, bekas bedah yang lebih kecil, dan tinggal rumah sakit yang lebih singkat," jelasnya.
Di mana, prosedur ini juga hanya memerlukan waktu 3-5 jam termasuk pembiusan, sementara untuk bedah biasa memerlukan waktu 4-6 jam.
"Pasca operasi pemulihan 6 minggu sampai 3 bulan, setelah pemulihan pasien bebas mau olahraga apapun, yang penting gaya hidup harus tetap diatur agar tak kembali terulang," ungkapnya.