Begini Komposisi Alat dan Pasta Gigi yang Aman Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
- Sherly/viva
Banten VIVA - Anak Berkebutuhan Khusus atau ABK memiliki kondisi yang spesial, sehingga dibutuhkan perawatan khusus untuk menjaga kesehatannya. Salah satunya, dalam menjaga kondisi kesehatan gigi. Dimana, pada bagian mulut tersebut memiliki treatment khusus agar tetap sehat dan kuat.
Spesialis Gigi RSIA Bina Medika, drg Melissa Adiatman Phd, mengatakan, jenis sikat yang digunakan untuk ABK berbeda dengan jenis sikat gigi pada umumnya. Perbedaan itu terdapat pada jenis sikat yang digunakan lalu cara posisinya yang juga berbeda.
"Jenis sikat gigi yang digunakan beda, kemudianĀ produknya juga yang digunakan berbeda dan juga beberapa cerebral placy atau downsindrom sering keluar air liur terus menerus jadi memang harus dilatih cara membersihkannya bagaimana. Ada tekniknya, alatanya sama bahannya spesifik untuk anak anak berkebutuhan khusus ini," katanya, Minggu, 30 Juni 2024.
Untuk jenis sikat yang digunakan yakni Triple Headed Toothbrush. Dimana kegunaan, sikat gigi tersebut sangat membantu bagi ABK yang tidak mau membuka mulutnya.
"Banyak anak berkebutuhan khusus buka mulut itu susah sekali jadi sikat hanya bisa masuk sebentar, kalau seperti itu Triple Headed Toothbrush bisa mengurung giginya begitu sudah kejepit tinggal ditarik itu sisi atas bagian dengan pipi maupun lidah kesikat satu kali tarik itu memudahkan memang," ujarnya.
Sementara untuk pasta gigi yang digunakan pun berbeda, yang mana harus memiliki jumlah fluoride di atas 1.000 ppm atau sama dengan pasta gigi untuk dewasa.
"Nah kalau pasta giginya untuk anak berkebutuhan khusus pakai yang 1.000 ppm ke atas. Kenapa? Karena perlindungan fluoride nya lebih banyak, karena mereka risiko gigi berlubangnya tinggi dan risiko radang gusi tinggi. Karena membersihkannya sulit, air liurnya banyak, makanannya banyak diemut didalam mulut, jadi memang perlindungan fluoride nya ekstra pakai yang 1000 ppm ke atas, sama dengan pasta gigi dewasa," terang Melissa.
Untuk menggosok gigi pada ABK, harus juga memperhatikan posisi dan juga mencari cara agar menggosok gigi bisa menjadi kebiasaan. Misal posisi tiduran, yang tidak bisa gunakan pasta gigi terlalu banyak riskan tersedak nanti tidak mau lagi sikat gigi.
"Jadi memang harus cari cara setiap hari di jam yang sama itu harus sikat gigi membentuk kebiasaan, jadi mau anak nangis pokoknya jam nya sikat gigi di pagi hari dan sebelum tidur itu harus sikat gigi. Nanti pelan-pelan akan terbentuk pengertian kalau dilakukan setiap hari 2 kali," paparnya.
Kegiatan tersebut pun masuk dalam rangkaian HUT RSIA Bina Medika. Yang mana, tidak hanya mengedukasi soal pengenalan penanganan ABK, namun RSIA Bina Medika turut berkomitmen untuk selalu memberikan pelayanan terbaik yang dapat memberikan kebahagiaan bagi pasien, keluarga dan masyarakat sekitar.
Salah satunya turut menggelar acara yang bertajuk "Baby Fun Day" dengan berbagai lomba seru diadakan, termasuk Lomba Bayi Sehat, Bayi Merangkak, Bayi Berjalan, dan Bayi Menari. Kegiatan ini tidak hanya memberikan hiburan bagi para peserta dan pengunjung, tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat hubungan antar orang tua dan anak serta mendukung perkembangan anak-anak.
Direktur RSIA Bina Medika, dr. Felicia Setiawan, MKK, MARS, FISOua menyampaikan, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelenggaraan HUT Ke-4 RSIA Bina Medika, sehingga dapat berjalan lancar dan menghadirkan sukacita bagi banyak orang.
"Perayaan ulang tahun ke-4 ini bukan hanya tentang merayakan pencapaian kami, tetapi juga tentang berbagi kebahagiaan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Kami berharap, dengan rangkaian kegiatan ini, kami dapat semakin memperkuat komitmen dalam memberikan pelayanan yang terbaik dan membawa kebahagiaan bagi semua " ungkapnya.