Cerita Mistis Pasar Hantu di Gunung Lawu : Jangan Langgar 8 Pantangan Ini Kalau Tak Mau Hilang

Pasar Hantu Gunung Lawu.
Sumber :
  • Istimewa

Banten.viva.co.id – Mendaki gunung adalah kegiatan yang menyenangkan, namun apa jadinya jika hal tersebut menjadi cerita yang menyeramkan. 

Program untuk Pasar Tradisional dari Calon Wakil Walikota Cilegon Fajar Hadi Prabowo

Gunung Lawu adalah gunung yang berada di daerah perbatasan antara Karanganyar (Jawa Tengah) dengan Magetan (Jawa Timur) yang banyak dijadikan sebagai objek pendakian.

Namun, Gunung Lawu bukan gunung yang biasa sebab banyak pendaki yang menemui kejadian mistis di sana. 

Beli BBM Jenis Pertalite Wajib Terdaftar di MyPertamina

Sejumlah kejadian mistis banyak ditemui seperti kehadiran pasar di daerah lereng gunung. Cukup aneh ketika ada pasar di Gunung Lawu karena bisa dibilang hampir tidak ada pasar di daerah pegunungan tersebut.

Namun pasar yang dimaksud adalah pasar hantu, yang terletak di pos 5 pendakian melalui Candi Cetho. Masyarakat setempat mempercayai jika ada yang melewati pasar hantu tersebut dan mendengar suara pedagang menanyai “mau beli apa?”, pendaki harus menjawab pertanyaan tersebut.

Rencana Operasi Perubahan Iklim di Banten dan Pulau Jawa dari Kementrian LHK

Jika ditawari sesuatu, maka harus ditolak dan mengambil sesuatu yang ada disekitar seperti batu. Setelah itu pendaki juga harus melemparkan uang ke arah sumber suara, jika tidak maka ia akan ditimpa kesialan selama berada di Gunung Lawu. 

Menurut informasi yang beredar, beberapa pendaki yang melanggar pantangan ini dikabarkan tersesat sampai hilang diculik ke dimensi lain.

Berikut pantangan-pantangan yang tidak boleh dilanggar ketika mendaki Gunung Lawu via Candi Cetho.

1. Memakai pakaian hijau pupus, corak gading melati, corak poleng benang telon, dan corak merutu sew.

2. Berbicara kasar, jorok, dan tidak senonoh.

3. Berlagak sombong, sok tahu, sok pintar, dan sok kuat.

4. Mengeluh ketika menghadapi kesulitan.

5. Melamun dan berpikiran kosong.

6. Masuk ke tempat yang dianggap keramat.

7. Mengganggu makhluk lain (baik yang nyata maupun tidak nyata).

8. Menganggap sepele hal-hal yang tidak sesuai dengan keyakinan sendiri.

Sebagai informasi, di sepanjang jalur pendakian ke puncak Gunung Lawu, terdapat sejumlah titik yang dianggap keramat. Juga terdapat sejumlah tempat untuk meletakkan sesaji. Pendaki diimbau untuk menghormati hal-hal tersebut dan menghormati kepercayaan orang lain.