Kisah Santri Ingin Jadi Influencer Dan Pengusaha
- Viva: Yandi
Banten.Viva.co.id - Santri yang dikenal sebagai kaum sarungan, ingin menjadi pengusaha sukses. Muhamad Yahya namanya, dia ingin menjadi santripreneur dan memasarkan produknya secara daring.
Tak cukup sampai disitu, Yahya yang merupakan salah satu santri di Kabupaten Serang, Banten ini juga ingin menjadi influencer. Dia akan memanfaatkan platform media sosial (medsos), sebagai sarana dakwah.
Baca Juga :
Presiden Jokowi: 8 Tahun, 161 Proyek Strategis Nasional Rampung
Yayan Alfian Nugraha, Doktor Pemberi Beasiswa Full Ke Warga Tidak Mampu
Simak, Ini 3 Contoh Mukadimah Pidato Bahasa Sunda Buhun yang Bisa Bikin Penonton Terhibur
"Paling juga kalau saya, mau bikin, seperti jualan gitu, konten youtuber yang kreatif," ujar Yahya, di Ponpes An Nawawi Tanara, Kabupaten Serang, Banten, Minggu, 24 September 2023.
Yahya satu dari puluhan santri di Kota dan Kabupaten Serang yang mendapatkan pelatihan digital marketing dan pembuatan konten positif media sosial (medsos). Dia mewakili pondoknya untuk menerima ilmu pengetahuan di pesantren Wapres, KH. Maruf Amien hari ini, Minggu, 24 September 2023.
Dia bersama puluhan santri dan santriwati mendapatkan pelatihan dari banyak ustad, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), hingga Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparektaf).
"Alhamdulillah dengan adanya pelatihan, program seperti ini, bisa memotivasi, membuat kita-kita sebagai santri, menjadi lebih kreatif dengan membuat konten yang luar biasa kreatif, positif," terangnya.
Para santri diajarkan memasukan produk nya secara digital, sekaligus membuat konten medsos yang berisikan syiar Islam dan bernuansa kebangsaan. Pelatihan itu sudah digelar di sembilan kota dan kabupaten, terakhir, bakal di gelar di Cirebon, Jawa Barat.
Di era digitalisasi ini, para santri diharapkan melek teknologi dan dunia maya, agar tidak mudah terpapar dengan konten negatif.
"Memang tujuan kami untuk membuat santri melek teknologi di era digitalisasi dan transformasi digital. Kedepan bisa membuat syi'ar digital untuk mengisi ruang publik di internet, masih banyak ruang kosong yang bisa di isi konten positif," ujar Iman Santosa, Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi dan Radio Kemenparekraf, dilokasi yang sama, Minggu, 24 September 2023.
Pelatihan selama empat hari kedepan di ponpes Wapres RI itu, para santri diharapkan bisa menjadi produsen konten kreatif bernuansa kebangsaan dan religi. Sehingga menjadi benteng terdepan dari gempuran konten negatif, mengandung SARA, adu domba hingga hoax.
Kemenparekraf ingin santri berdakwa secara santai, singkat, namun mengena dengan memanfaatkan jejaring internet dan platform medsos yang ada saat ini. Sekaligus memasarkan produk pesantren melalui e-comerce yang sudah banyak digunakan.
"Kami ingin membuat santri ini, misalkan mereka punya produk kreatif, sarung, kuliner dan lain-lain, itu bisa dipasarkan jauh keluar dari pondok pesantren, lebih luas lagi jangkauannya. Untuk dakwah nya, kita buatkan dakwah melalui podcast, tidak perlu lama, tapi mengena ke masyarakat. Santri preneur ini agar melek teknologi," jelasnya.