JAWABAN Tentang Gambarlah Kerangka Kerja Elemen-Elemen Pengendalian Internal
- Pixabay
Banten.viva.co.id –Halo mahasiswa Universitas Terbuka, berikut kami ulas referensi jawaban terbaik mengenai representasi kerangka kerja yang baik dan benar.
Menggambarkan kerangka kerja elemen-elemen pengendalian internal dan menjelaskannya secara ringkas merupakan topik yang menarik untuk diulas.
Mari kita telusuri bersama-sama apa saja yang termasuk dalam kerangka kerja elemen-elemen pengendalian internal ini.
Melansir dari laman resmi djkn.kemenkeu.go.id, konsep pengendalian internal telah dikenal selama lebih dari satu abad. Sejarah mencatat bahwa ide ini pertama kali muncul dalam literatur audit pada tahun 1892 (Arwinge, 2013 dalam Sari, dkk, 2020).
Pengendalian internal memiliki peran krusial dalam tata kelola yang baik, di mana pengendalian yang efektif membantu melindungi dan mengamankan aset perusahaan.
Pemahaman mendalam tentang pengendalian internal sangat penting karena berpengaruh besar terhadap berbagai pihak seperti manajemen, direktur perusahaan, pemegang saham, mitra bisnis, auditor, serta masyarakat luas.
Sistem pengendalian internal bertujuan memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan organisasi dapat tercapai melalui kegiatan yang efektif dan efisien.
Selain itu, sistem ini juga menjamin keandalan pelaporan keuangan, melindungi aset, dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
Pada bagian berikut dari tulisan ini, kita akan mengeksplorasi beberapa tonggak penting dalam sejarah perkembangan pengendalian internal serta berbagai jenis kerangka kerja pengendalian internal yang ada.
Untuk teman-teman yang ingin mengetahui lebih lanjut, mari kita simak referensi jawaban yang disediakan berikut ini.
Soal Lengkap :
Gambarlah kerangka kerja elemen-elemen pengendalian internal dan jelaskan dengan singkat! Sertakan referensi saudara!
Referensi Jawaban :
Kerangka kerja pengendalian internal merupakan sistem yang dirancang dengan cermat untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan-tujuan organisasi dapat tercapai melalui kegiatan yang efektif dan efisien.
Sistem ini juga memastikan keandalan pelaporan keuangan, melindungi aset organisasi, dan memastikan ketaatan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Seiring dengan perkembangannya, kerangka kerja pengendalian internal telah mengalami berbagai tonggak sejarah yang signifikan.
Salah satu tonggak penting adalah pembentukan Komisi Treadway pada tahun 1939, yang menjadi landasan bagi perbaikan praktik pengendalian internal.
Selain itu, penerbitan Standar COSO pada tahun 1985 juga menandai kemajuan besar dalam pengembangan kerangka kerja pengendalian internal yang lebih terstruktur dan komprehensif.
Saat ini, ada beberapa kerangka kerja pengendalian internal yang mendominasi dan diakui secara luas, antara lain COSO, COBIT, ISO 31000, NIST Cybersecurity Framework, dan ITIL.
Kerangka kerja COSO, misalnya, terdiri dari 17 prinsip pengendalian internal yang dikelompokkan ke dalam 5 komponen utama: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta aktivitas pemantauan.
Setiap komponen tersebut dirancang untuk memastikan bahwa pengendalian internal berfungsi secara efektif di seluruh organisasi.
COBIT, di sisi lain, memberikan panduan khusus dalam manajemen teknologi informasi melalui 4 domain utama: perencanaan dan organisasi, perolehan dan implementasi, penyampaian dan dukungan, serta pemantauan dan evaluasi.
COBIT membantu memastikan bahwa TI mendukung tujuan bisnis dan pengendalian internal yang kuat.
ISO 31000 menawarkan panduan umum bagi organisasi dalam mengelola risiko secara sistematis dan terstruktur.
Standar ini membantu organisasi dalam mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko yang mungkin berdampak pada pencapaian tujuan.
NIST Cybersecurity Framework (NIST CSF) berfokus pada peningkatan keamanan siber dengan pendekatan berbasis risiko, yang sangat penting di era digital saat ini.
NIST CSF membantu organisasi dalam mengidentifikasi, melindungi, mendeteksi, merespons, dan memulihkan dari insiden siber.
Meskipun ITIL bukanlah kerangka kerja pengendalian internal yang spesifik, praktik-praktiknya dalam manajemen layanan TI dapat mendukung pengembangan dan penerapan kontrol internal yang efektif.
ITIL menyediakan panduan untuk pengelolaan layanan TI yang lebih baik, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pengendalian internal.
Integrasi berbagai kerangka kerja pengendalian internal ini dapat membantu organisasi dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen pengendalian internal mereka secara keseluruhan.
Dengan menggabungkan prinsip-prinsip dan praktik terbaik dari berbagai kerangka kerja tersebut, organisasi dapat menciptakan sistem pengendalian internal yang kuat dan andal.
Jadi, demikianlah referensi jawaban bagi mahasiswa Universitas Terbuka yang lebih terstruktur dan deskriptif terkait dengan kerangka kerja elemen-elemen pengendalian internal.