Amilia Agustin, Ratu Sampah Sekolah yang Menyemai Harapan Hijau di Bandung

Amilia Agustin
Sumber :

Banten.viva.co.id –Di suatu sudut SMA Negeri 11 Bandung, seorang gadis belia dengan mata berbinar dan semangat yang meluap-luap tengah mengajarkan cara memilah sampah kepada teman-temannya. 

10 Ribu Pelajar Tangerang Wisuda Tahfidz, Pemkot Beri Kemudahan Masuk Sekolah

Dialah Amilia Agustin, gadis 18 tahun yang perlahan tapi pasti, menyalakan lentera hijau bagi lingkungannya. 

Melalui programnya yang bertajuk "Go to Zero Waste School," Amilia merangkul seluruh warga sekolah untuk berjalan di jalur perubahan, demi menciptakan dunia yang lebih bersih dan lestari.

Pemkot Tangerang Tata Lintasan Truk Sampah di TPA Rawa Kucing, Warga : Sudah Lancar dan Bersih

Berawal dari kegelisahan yang sering kali muncul ketika melihat onggokan sampah di sudut-sudut sekolah, Amilia memutuskan bahwa dia tidak bisa hanya berdiam diri. 

Baginya, sampah bukan hanya sekadar tumpukan tak berguna, melainkan sebuah panggilan untuk bertindak.

Kampanye Akhir Pekan, Budi Rustandi Paparkan Program Unggulan di Hadapan Emak-emak

“Merawat lingkungan itu bukan cuma urusan orang dewasa. Siapa saja bisa ikut menjaga bumi ini, asalkan punya niat yang tulus dan konsisten,” ucapnya lembut namun penuh keyakinan.

Langkah pertamanya tidak muluk-muluk. Bersama teman-temannya, ia menggagas program pengelolaan sampah berbasis sekolah. Program itu kemudian ia beri nama "Go to Zero Waste School." 

Namanya seakan menjadi sebuah janji yang ingin diwujudkan membangun sekolah bebas sampah, satu langkah kecil untuk menyemai harapan hijau.

Tidak hanya bermodal semangat, Amilia juga aktif dalam berbagai kegiatan di sekolah. Ia tergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja, Matematika Club, Komunitas Sahabat Kota, hingga Archipelago. 

Di sanalah ia mendapat banyak dukungan untuk mewujudkan mimpinya. Amilia, anak tertua dalam keluarganya, bahkan mengajak guru, siswa, dan warga sekitar untuk turut serta dalam gerakan ini. 

"Saya ingin perubahan ini bukan hanya terjadi di sekolah, tapi juga di rumah dan lingkungan masyarakat," katanya penuh harap.

Pada 2008, dengan dukungan dari teman-teman dan beberapa guru, Amilia mengajukan proposal kepada Program Young Changemakers dari Ashoka Indonesia. 

Sebuah kesempatan yang memberinya jalan untuk melangkah lebih jauh. Ashoka, sebuah inisiatif yang membuka peluang bagi kaum muda berusia 12 hingga 25 tahun untuk menjadi agen perubahan, menerima proposalnya. 

Program ini menawarkan pendanaan Rp2,5 juta, dana yang kemudian menjadi bahan bakar bagi Amilia untuk merealisasikan impian “Zero Waste.”

Ia mengembangkan program pengelolaan sampah yang terstruktur dengan baik, terbagi menjadi empat kategori utama: sampah anorganik, organik, tetra pak, dan kertas. 

Masing-masing jenis sampah dikelola sesuai caranya sendiri. Sampah organik diubah menjadi kompos, sampah plastik didaur ulang, dan tetra pak serta kertas juga diproses untuk mengurangi limbah yang berakhir di tempat pembuangan. 

Program ini tak hanya memberi manfaat bagi sekolah, tetapi juga menjadi contoh nyata bagi komunitas di sekitar.

Kampanye Amilia tak hanya berhenti di balik tembok sekolah. Ia bersama komunitas sekolah mendatangi masyarakat sekitar, mengetuk pintu demi pintu, mengajak warga untuk ikut menjaga lingkungan melalui pengelolaan sampah. 

“Saya ingin lingkungan kita bebas dari sampah yang menumpuk. Kalau kita mulai dari diri sendiri, dari rumah dan sekolah, perubahan itu pasti terasa,” ucapnya penuh tekad.

Di tengah langkah-langkah kecilnya, Amilia menjadi sosok yang menginspirasi. 

Dia ibarat benih yang tertanam dalam, terus menyebarkan harapan hijau bagi lingkungan sekitarnya. 

Melalui "Go to Zero Waste School," Amilia mengajarkan bahwa peduli pada lingkungan adalah tugas bersama. 

Tugas yang ringan bila dipikul bersama, tugas yang sederhana namun berdampak besar bila dilakukan dengan tulus.

Kini, SMA Negeri 11 Bandung telah menjelma menjadi sekolah yang ramah lingkungan. 

Di tiap sudut sekolah, terlihat tempat sampah terpilah dan berbagai poster edukasi tentang pengelolaan sampah. 

Amilia, si "Ratu Sampah Sekolah," telah berhasil menanamkan semangat menjaga bumi kepada rekan-rekannya, dan siapa tahu, kelak semangatnya akan meluas hingga mencakup masyarakat yang lebih luas lagi.

Amilia Agustin, dengan segala tekad dan langkah kecilnya, telah membuktikan bahwa perubahan tidak harus dimulai dari sesuatu yang besar. 

Cukup dari satu orang dengan mimpi yang besar dan tekad yang kuat, perubahan itu akan menyebar, menginspirasi, dan memberi harapan bahwa masa depan yang lebih hijau itu mungkin.

Pada tahun 2010, Amilia Agustin Mendapatkan Apresiasi Satu Indonesia Awards dari Astra berkat kegigihannya.