Rumah Koran Ubah Desa Buta Huruf Jadi Cerdas, Sang Pendidik Anak Petani

Sang Pendidik Anak Petani
Sumber :

Banten.viva.co.id–Pengalaman pahit pernah putus sekolah tidak membuat Jamaluddin menyerah pada nasib. 

Dorong Minat Pemuda Jadi Petani, Mahasiswa Untirta Gelar Penyuluhan

Sebaliknya, pemuda berusia 28 tahun ini justru menjadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk membawa perubahan besar di desanya, Kanreapia, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. 

Desa yang terletak di dataran tinggi ini dikenal memiliki perekonomian yang cukup baik, namun sayangnya tingkat pendidikannya sangat rendah. Dari 4.733 penduduk, tercatat 252 orang masih buta huruf.

Kapolres Serang Dapat Penghargaan dari Lemkapi, Program Ngariung Iman Ngariung Aman

Melihat kondisi tersebut, Jamaluddin, alumnus Universitas Bosowa Makassar, tergerak untuk melakukan sesuatu. 

Ia pun menggagas program "Rumah Koran", sebuah gerakan cerdas anak petani yang bertujuan memberantas buta huruf di desanya. 

Blusukan di Kampung Cibuah, Andra Soni Pererat Hubungan Bareng Warga

Melalui program ini, ia berharap dapat menanamkan minat baca dan semangat berorganisasi di kalangan petani setempat.

Tidak mudah bagi Jamaluddin untuk meyakinkan masyarakat Desa Kanreapia

Rendahnya keinginan penduduk untuk sekolah dan tingginya angka pernikahan dini menjadi tantangan besar. 

"Awalnya sulit sekali. Banyak yang berpikir pendidikan tidak penting karena mereka sudah cukup dengan bertani," ujarnya.

Namun, dengan semangat pantang menyerah, Jamaluddin mulai melakukan sosialisasi door-to-door. 

Ia mengajak para petani untuk datang ke "Rumah Koran" dan belajar membaca serta menulis. 

Tak hanya itu, ia juga menawarkan pelajaran Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, membuka wawasan mereka tentang dunia luar.

Usaha keras Jamaluddin membuahkan hasil. Kini, 75 persen penduduk Desa Kanreapia telah menikmati manfaat dari program "Rumah Koran". 

Banyak dari mereka yang sebelumnya buta huruf, kini sudah bisa membaca dan menulis. 

"Saya senang sekali sekarang bisa baca tulis. Dulu cuma tanda tangan pakai cap jempol," kata salah satu warga dengan wajah sumringah.

Tidak hanya itu, beberapa penduduk bahkan termotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. 

"Anak-anak muda di sini sekarang banyak yang lanjut sekolah, bahkan ada yang kuliah," tambah Jamaluddin dengan bangga.

Perubahan signifikan ini tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada komunitas secara keseluruhan. 

Desa Kanreapia yang dulunya dikenal dengan tingkat pendidikan rendah, kini mulai bertransformasi menjadi desa yang melek huruf dan berpendidikan.

Jamaluddin juga memperkenalkan konsep pertanian organik kepada para petani. 

Dengan pengetahuan yang mereka dapatkan dari "Rumah Koran", para petani mulai menerapkan metode pertanian yang lebih ramah lingkungan dan efisien. 

"Kami sekarang jadi petani organik. Hasil panen lebih bagus dan sehat," ungkap salah satu petani.

Melalui "Rumah Koran", Jamaluddin tidak hanya memberantas buta huruf, tetapi juga membangun fondasi untuk masa depan yang lebih baik bagi Desa Kanreapia. 

Ia berharap, apa yang dilakukannya dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dengan permasalahan serupa.

"Harapan saya, semoga semakin banyak orang yang peduli dengan pendidikan di desa-desa terpencil. Karena pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu masa depan," tuturnya.

Kisah sukses Jamaluddin mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan organisasi pendidikan. 

Banyak yang memberikan dukungan moral dan material untuk keberlanjutan program "Rumah Koran". 

"Ini contoh nyata bagaimana inisiatif dari satu orang bisa membawa perubahan besar," kata seorang pejabat setempat.