Mantan Wali Kota Serang Bantah Dakwaan JPU, Yakin Anaknya Tak Terlibat Korupsi

Walikota Serang Syafrudin
Sumber :
  • Instagram @syafrudinofficial

BANTEN.VIVA.CO.ID - Nama putra mantan Wali Kota Serang, Sofa Bela Mulia disebut-sebut terlibat dalam kasus korupsi lahan Stadion Maulana Yusuf.

Dugaan Politik Uang Tim Ratu Ria Laporkan Syafrudin ke Bawaslu Kota Serang

Hal itu berdasarkan dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) atas Kepala Disparpora Kota Serang, Sarnata dan pihak swasta Basyar Alhafi.

Kedua terdakwa tersebut disebut melakukan korupsi lahan Stadion Maulana Yusuf hingga merugikan keuangan negara Rp564 Juta.

Dugaan Korupsi Potongan Honor Rp97 Miliar di Mahkamah Agung Dilaporkan ke KPK

Dalam dakwaan Sofa disebut sebagai orang yang turut serta meminta pengelolaan lahan Stadion tersebut. Dia pun bersama Basyar bertemu dengan Sarnata.

Mantan Walikota Serang, Syafrudin membantah anaknya Sofa terlibat dalam kasus korupsi lahan stadion Maulana Yusuf tersebut.

Calon Walikota Serang Budi Rustandi Usung Reformasi Infrastruktur dan Pemberantasan Korupsi

Sebab ungkap Syafrudin, Sofa Bela tidak mengetahui adanya kesepakatan pengelolaan lahan Stadion MY antara Disparpora Kota Serang dan pihak swasta Basyar Alhafi.

"Itu mah bikin-bikin aja, tahu juga nggak. Anak saya enggak tahu (Ada kontrak)," kata Syafruddin kepada wartawan melalui sambungan telepon, Minggu (13/10/2024).

Syafrudin juga membantah isi dakwaan JPU dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Serang kemarin.

Di mana JPU dalam dakwaannya untuk terdakwa mantan kepala Disparpora Kota Serang, Sarnata dan pihak swasta Basyar Alhafi.

Dalam dakwaan, JPU menyebut Sofa Bela Mulia dan Basyar bertemu dengan Sarnata untuk menyampaikan niatnya mengelola lahan stadion Maulana Yusuf atas perintah Syafruddin yang saat ini menjabat Wali Kota Serang.

"Anak saya enggak pernah menghadap (Sarnata) sudah saya tanya. Dia juga enggak pernah minta pengelolaan Stadion Maulana Yusuf. Itu asal-asalan amat lempar-lempar begitu," ujar dia.

Syafrudin menduga isu Sofa Bela Mulia terlibat dalam kasus korupsi tersebut hanya akal-akalan agar dirinya pusing dalam mengahadapi Pilkada 2024.

"Ini permainan politik, dikaitkan ke sana momen (Pilkada) biar saya pusing, udah kebaca, orang gak tahu apa-apa," tandasnya.