Bila Andra-Dimyati Melawan Kotak Kosong di Pilgub Banten, Pengamat : Kemunduran Demokrasi !

Ilustrasi kotak kosong
Sumber :
  • Istimewa

Banten.viva.co.id – Bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur, Andra Soni - Dimyati Natakusumah telah mengantongi rekomendasi sejumlah partai untuk maju di Pilgub Banten 2024.

Pandeglang dan Lebak Diterjang Bencana, Andra Soni Minta Kader Gerindra Bergerak

Keduanya telah mendapat restu dari sejumlah partai seperti, Gerindra, PKS, PAN, NasDem, PSI dan Demokrat. Bahkan, mencuat isu kemungkinan PPP dan PKB pun menyusul bergabung dengan Koalisi Banten Maju (KBM) tersebut.

Diusung oleh banyak partai, mencuat ada kemungkinan pasangan Andra-Dimyati bakal berpotensi melawan kotak kosong bila sang rival Airin Rachmy Diani gagal menggaet PDI Perjuangan di Pilgub Banten nanti.

Perolehan Suara Lengkap Pilgub Banten 2024 di Delapan Kabupaten dan Kota

Menanggapi hal itu, pengamat politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten, Ahmad Sururi menyebut, fenomena melawan kotak kosong pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Banten bisa jadi bentuk kemunduran demokrasi.  

"Kalau sampai Kotak kosong ini terjadi maka kemunduran demokrasi di Banten akan terjadi, dan ini tentu bukan yang diharapkan oleh masyarakat," kata Sururi dalam keterangannya, Senin (22 Juli 2024). 

Dinasti Ratu Atut Chosiyah Runtuh di Pilgub Banten 2024

Tak hanya itu, menurut Sururi, bila fenomena kotak kosong terjadi justru dapat mencederai harapan masyarakat yang menginginkan agar terjadinya kontestasi dengan menghadirkan minimal dua pasangan calon.

Pasalnya, lanjut Sururi, akan terjadi penurunan terhadap partisipasi pemilih di Pilgub Banten bila mengharuskan pasangan Andra-Dimyati melawan kotak kosong. 

"Karena sebagian besar masyarakat menganggap bahwa kotak kosong itu bukan pilihan, tapi sesuatu yang dipaksakan, sehingga potensi masyarakat untuk tidak menggunakan hak pilihnya cukup tinggi,” kata Sururi. 

Sementara itu, salah satu Tokoh Masyarakat Banten, Embay Mulya Syarief mengungkapkan, pasangan Andra-Dimyati akan kehilangan martabatnya bila harus berhadapan dengan kotak kosong. 

Sebab, lanjut Embay, manusia merupakan makhluk paling bermartabat sehingga tidak elok bila harus berkontestasi dengan suatu benda seperti kotak kosong.

"Jika melawan kotak kosong, itu membuat calon yang akan maju nanti menjadi tidak bermartabat. Jangan sampai calon itu dibuat tidak bermanfaat, karena tidak bertanding dengan sesama manusia,” ucap Embay. 

Selain itu, ditegaskan Embay, adanya kotak kosong di Pilgub Banten akan menjadi catatan keras bagi demokrasi di Tanah Jawara dikarenakan partai politik memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan pengkaderan dan pendidikan politik kepada masyarakat.

"Jika terdapat kotak kosong, maka fungsi itu diragukan berjalan dengan baik. Saya netral siapa pun calon-calon itu saya anggap calon yang baik. Mereka punya prestasi masing-masing. Dan pada prosesnya, jangan sampai orang-orang yang terbaik ini menjadi tidak kurang bermartabat karena diadunya dengan kotak kosong,” terangnya. 

Untuk itu, Embay berharap, Pilgub Banten bisa dilaksanakan secara elegan dengan menghadirkan minimal dua pasangan calon agar memberikan pendidikan politik bagi masyarakat Banten. 

"Jika kualitas demokrasi meningkat maka akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Kemudian jangan sampai ada pilkada baik gubernur atau walikota maupun bupati yang tidak ada calonnya," tandasnya.