Analisis Objektif dan Subjektif: Dukung Pilpres Sekali Putaran untuk Kepastian Politik dan Ekonomi
“Subjektif yang kedua, bahwasanya kemudian kita dengan subyektif berdasarkan hasil survei. Subjektif yang tidak subjektif karena didasarkan pada data-data survei. Cuma saya mengatakan bahwa itu subjektif karena mengacu pada data Indikator mengacu pada data Kompas dan bukan pada data Eep (Polmark) bukan mengacu pada data Roy Morgan,” katanya.
“Kalau anda pakai data Eep, data Roy Morgan maka sikap anda akan berbeda, tapi saya pakai Indikator saya pakai Kompas itulah dua alasan subjektif dan dua alasan objektif untuk sekali putaran Prabowo Gibran,” imbuhnya.
Lebih jauh Qodari menuturkan, berdasarkan data survei dari lembaga survei ternama elektabilitas pasangan Prabowo – Gibran sudah mencapai angka 45 persen pada awal Desember.
Qodari memprediksi jika linear dengan penambahan elektabilitas sekitar 5 persen setiap bulan, maka hingga pertengahan Februari Prabowo – Gibran dapat menang sekali putaran.
“Karena survei terakhir awal Desember itu angkanya menunjukkan tren bagi Prabowo Gibran yang terus naik. Kalau proyeksi saya awal Oktober Prabowo 35 persen, awal November dengan Gibran jadi 40 persen, lalu awal Desember ini menjadi 45 persen," jelas Qodari
"Kalau linier awal Januari itu sudah 50 persen tuh, tembus kemudian pada awal Februari itu nanti akan 55 persen, dan pada pertengahan Februari itu angkanya harusnya kalau linier 57,5,” tutupnya
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Ketua Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Anggawira menilai pilpres sekali putarannya membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia.