Kisah Nyimas Gamparan Pimpinan Perang Cikande saat Melawan Kolonial Belanda

Ilustrasi penjajahan Belanda
Sumber :
  • Twitter

Banten.Viva.co.id - Bagi sebagian masyarakat di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, nama Nyimas Gamparan mungkin sudah tidak asing.

Sejarah Lebak Berdiri, Kabupaten Berjuluk Jagat Kidul Banten

Kisahnya dalam melawan Kolonial Belanda sebelum kemerdekaan Indonesia cukup dikenal hingga sekarang. 

Nyimas Gamparan merupakan sosok wanita tangguh dan pemberani dari keluarga Kesultanan Banten.

Prabowo Ziarah ke Sultan Banten hingga Bertemu Para Ulama

Dikisahkan, dalam sebuah pengasingan Nyimas Gamparan menyamar menjadi rakyat biasa sambil menghimpun kekuatan massa untuk melawan pasukan Belanda.

Sehingga pasa tahun 1829-1830 terjadi peperangan melawan pasukan Belanda. 

Mengenal Sejarah dan Arti Gawe Kita Baluwarti, Pataka Polda Banten

Perang ini merupakan perang melawan cultuurstelsel atau tanam paksa yang diterapkan oleh Gubernur Jenderal van den Bosch.

Peperangan terjadi di Cikande, Rangkasbitung, Waringin Kurung dan Pandeglang hingga ke Tarogong.

Saat memimpin perang, Nyimas Gamparan menggunakan taktik perang gerilya untuk menghadapi pasukan Belanda.

Serangan demi serangan yang dilancarkan oleh Nyimas Gamparan dan puluhan prajurit wanitanya membuat kewalahan pasukan VOC Belanda dan banyak mengalami kerugian.

Belanda yang mengalami kerugian tidak menyerah, mereka menggunakan taktik licik termasuk menjalankan politik devide et impera atau politik pecah belah.

Saat itu, pihak Belanda merayu Raden Tumenggung Kartanata Nagara yang menjadi Demang di wilayah Jasinga, Bogor untuk melawan pasukan Nyimas Gamparan.

Oleh Belanda, Raden Tumenggung Kartanata Nagara diiming-imingi akan dijadikan penguasa di daerah Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

Merasa tertarik dengan tawaran tersebut, Raden Tumenggung Kartanata Nagara bersama pasukannya memukul mundur seluruh laskar Nyimas Gamparan di kawasan Pamarayan. 

Nyimas Gamparan pun gugur dalam persitiwa tersebut. Jenazahnya disemayamkan di daerah Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten.

Keberhasilan Raden Tumenggung Kartanata Nagara menumpas perlawanan Nyimas Gamparan pun mendapat anugerah dari Belanda sebagai Bupati Rangkasbitung pertama (1830-1865) dengan gelar Raden Tumenggung Adipati Kartanata Nagara.

Perang Cikande II 

Meski Nyimas Gamparan gugur dalam perang, namun perlawanan terhadap Belanda tidak padam. Api pemberontakan pun muncul pada tahun 1845.

Mas Sarean yang dibantu oleh seorang wanita bernama Nyi Tinah beserta 34 orang pengikutnya memicu peperangan terhadap Belanda.

Dalam peperangan ini, Belanda kembali terpojok karena serangan yang dilakukan Mas Sarean dan Nyi Tinah begitu masif. 

Namun demikian, kedua tokoh tersebut berhasil dikalahkan dan diberi hukuman gantung