Ikutan Tren Aneh di TikTok, 6 Anak SD di Kabupaten Serang Bikin Barcode di Tangan Pakai Jarum Suntik

Ilustrasi anak-anak
Sumber :
  • Pixabay

Banten.viva.co.id – Sebanyak 6 orang anak sekolah dasar (SD) di Kabupaten Serang diduga mengikuti komunitas aneh sehingga rela membuat barcode di tangan yang dibuat menggunakan jarum suntik.

Konservasi 180 Hektar Hutan Mangrove di Kabupaten Serang, Menjaga Alam dan Habitat Satwa

Ketua Komnas Perempuan dan Anak (PA) Kabupaten Serang, Kuratu Akyun, fenomena barcode tangan itu terungkap saat pihaknya melakukan pengecekan secara langsung di salah satu SD di wilayah Kabupaten Serang.

Menurutnya, dari hasil pengecekan, ditemukan ada 6 anak yang masih duduk di kelas 4 hingga kelas 6 di SD tersebut memiliki tanda barcode berupa sayatan benda tajam.

Desi Ferawati Terancam Batal Dilantik Karang Taruna Kabupaten Serang, Ini Penyebabnya

"Kemarin saya ketemu langsung dengan beberapa anak, memang ada sayatan di tangannya. Mereka membuatnya menggunakan benda tajam, ada yang pakai jarum tes asam urat," kata Akyun dikonfirmasi awak media, Sabtu 4 November 2023.

Diakui Akyun, tak hanya anak laki-laki, namun sejumlah anak perempuan yang didapati memiliki barcode di tangan itu tak tahu maksud dan tujuan membuat tanda tersebut.

Karang Taruna Banten dan Nasional Hanya Akui Kepengurusan Bahrul Ulum

Akan tetapi, disampaikan Akyun, para anak SD tersebut mengaku nekat melukai tangannya dengan benda tajam hanya untuk mengikuti trend yang ditontonnya melalui aplikasi TikTok.

"Mereka rata-rata melihatnya di TikTok, tau dari medsos, jadi terpengaruh, terus ikut-ikutan," ujarnya.

Dikatakan Akyun, secara psikologis para anak tersebut seolah ingin menunjukan ada kondisi psikis yang tidak baik sehingga mengekspresikan lewat sayatan di tangan.

Untuk itu, ia pun terus melakukan sosialisasi kepada pihak sekolah dan para orang tua untuk turut serta menghentikan fenomena membuat barcode di tangan oleh anak-anak di seluruh Kabupaten Serang.

"Bisa jadi mereka itu sedang merasa sendiri, merasa sedih, atau sedang bahagia karena di usia itu lagi senang dengan lawan jenis. Tapi itu tidaklah baik dan harus dihentikan secepatnya agar anak-anak lain tidak ikut-ikutan," ungkapnya.

Ia pun meminta agar seluruh guru dan orang tua untuk semakin mengawasi anak-anaknya dengan turut memberikan pendampingan dan pemahaman kepada anak berkaitan dengan apa yang ditontonnya.

"Terutama orang tuanya di rumah supaya memeriksa, mengawasi dan memberikan pemahaman jangan sampai kecolongan," tandasnya.