Ibu dan Bayi Berusia 7 Bulan di Pandeglang Dijebloskan ke Penjara oleh Pengadilan Negeri
- Engkos Kosasih/Viva Banten
Banten – Bidan desa di Puskesmas Bangkonol, Kecamatan Koroncong berinsial N ditahan di Rutan Kelas IIB Pandeglang, Provinsi Banten. N ditahan atas dugaan pemalsuan tandatangan dokter dalam surat keterangan bebas COVID-19.
Penahanan tersebut berdasarkan surat dari Pengadilan Negeri Pandeglang nomor 241/Pid.B/2022/PN tanggal 2 November 2022 dan berita acara pelaksanaan penetapan hakim tanggal 17 November 2022.
Dalam penahanan tersebut N membawa anaknya yang masih berusia 7 bulan dan punya riwayat sakit jantung. Sebab bayi berinisial R ini masih membutuhkan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif.
Kasi Intel Kejaksaan Negeri (Kejari) Pandeglang, Wildan Hapid menjelaskan, pada 7 Oktober 2022 berkas perkara dinyatakan lengkap atau P-21. Kasus tersebut pun dilimpahkan ke PN Pandeglang.
"Jaksa penuntut umum meminta agar dilakukan penahanan rumah pada terdakwa dengan pertimbagan terdakwa memiliki seorang anak yang masih menyusui dan adanya jaminan dari suami terdakwa," kata Wildan, Sabtu 26 November 2022.
Namun setelah kasus tersebut dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Pandeglang pada tanggal 3 November 2022, Majelis Hakim mengeluarkan Penetapan sidang dan mengeluarkan surat penetapan penahanan Rutan pada terdakwa.
"Dalam tahanan rutan paling lama 30 hari dihitung tanggal 3 November sampai dengan 2 Desember 2022," tutupnya.
Kasus ini pun menyita perhatian publik, sebelum ditahan Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang pernah memediasi terdakwa dengan pelapor. Namun, mediasi tersebut tidak menemukan titik temu.
"Kami sudah melakukan upaya mediasi antara pelapor dan terlapor. Tapi upaya tersebut tidak berhasil, akhirnya perkara inipun bergulir ke ranah hukum," kata Kepala Dinkes Pandeglang, Raden Dewi Setiani.
Menurut Dewi, saat kasus ini ditangani Kepolisian Dinkes juga pernah meminta agar tidak menahan N. Mengingat saat itu kondisi N tengah hamil.
"Saat kasus dilimpahkan ke kejaksaan kami pun berupaya supaya bidan N tetap menjadi tahanan kota atau tahanan rumah. Jadi Kami sudah berupaya maksimal sebetulnya, tapi karena sudah berada di ranah hukum kami tidak bisa intervensi terlalu jauh," tutupnya.