Peneliti Asing di Indonesia: Antara Peluang dan Ancaman Keamanan Nasional

Dr. Ir. Imam Rozikin, I.P.U, Dosen Universitas Krisnadwipayana
Sumber :
  • Istimewa

Tulisan dari Dr. Ir. Imam Rozikin, I.P.U, Dosen Universitas Krisnadwipayana & Peneliti Nusantara Foundation

Perkuat Industri Teknologi, Zyrex Indonesia Berkolaborasi Dengan UGM dan Xacti

Banten.Viva.co.id - Indonesia menjadi daya tarik bagi peneliti asing karena kekayaan sumber daya alam, keanekaragaman hayati, serta populasi yang besar di dalamnya bermacam budaya, suku dan agama mewarnai sendi-sendi kehidupan masyarakat. Namun, meningkatnya jumlah peneliti asing di Indonesia perlu ditinjau dengan cermat, terutama dari aspek keamanan nasional.

Berdasarkan pengalaman historis, penjajahan Belanda tidak hanya mengandalkan kekuatan militer, tetapi juga riset antropologi, politik, dan sosial untuk menguasai Nusantara. Hal ini mengajarkan bahwa penelitian bisa menjadi alat strategis dalam eksploitasi suatu bangsa.

Seminar Inspiratif: Mahasiswa USNB Diajak Wimam Pradana Putra Menjadi Entrepreneur

Aktivitas penelitian asing juga menjadi perhatian di era modern, terutama dengan adanya tuduhan terhadap aktivitas riset tersembunyi yang dilakukan melalui proyek seperti NAMRU-2 di Indonesia.

Dalam bukunya Siti Fadillah Supari (2008) menjelaskan bahwa, operasi NAMRU-2 yang diinisiasi oleh Amerika Serikat membuka peluang penyalahgunaan data biologis Indonesia.

Masuk Dalam KEK, SML Dorong Transformasi Digital Perusahaan dengan Teknologi AI

Supari menegaskan bahwa keberadaan laboratorium tersebut dapat digunakan untuk kepentingan strategis, termasuk penelitian bioekonomi.

Kasus ini mencerminkan betapa pentingnya pengawasan terhadap riset asing yang dilakukan di Indonesia. Dari sudut pandang teori biopolitik Michel Foucault, penguasaan atas data biologis adalah bentuk kontrol signifikan terhadap populasi.

Halaman Selanjutnya
img_title