Mahasiswa Indonesia-Singapura, Kembangkan Usaha UMKM Jamur di Tangerang

Mahasiswa menunjukkan prototipe pengemasan jamur tiram
Sumber :
  • tangerang

BantenVIVA.co.id --- Sebanyak 30 mahasiswa Singapore Polytechnic International (SPI) menjalani proyek inovasi sosial dalam program Learning Express (LeX) di Indonesia, tepatnya di wilayah Jakarta dan Tangerang.

DPRD Minta Gubernur Banten yang Baru Fokus ke UMKM dan Ketahanan Pangan


Dalam proyek inovasi sosial ini, puluhan mahasiswa asal Singapura tersebut, turut bekerjasama dengan pemerintah setempat, serta para mahasiswa yang berasal dari Universitas Pelita Harapan atau UPH, Tangerang.

Proyek mahasiswa tersebut, dalam rangka untuk menghubungkan mahasiswa SPI dengan mahasiswa lain dari berbagai negara Asia, mengatasi permasalahan sosial dan mengembangkan inovasi sosial berdasarkan konsep Design Thinking.

Dalam hal ini, Desa Ciakar, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, terpilih untuk dijadikan pengembangan proyek. Dimana, para mahasiswa menciptakan inovasi berkaitan dengan pengemasan jamur tiram.

Salah satu mahasiswa teknik industri, Sheryl mengatakan, pemilihan proyek inovasi terkait pengemasan ini pun, berkaitan dengan upaya mahasiswa Indonesia dan Singapura untuk membantu memudahkan UMKM di Desa Ciakar, Tangerang. Yang mana, pada desa tersebut, usaha jamur tiram menjadi mata pencarian utama masyarakat setempat.

"Usaha jamur tiram di Desa Ciakar ini, menjadi mata pencarian utama para UMKM-nya. Namun ternyata, masih banyak kekurangan, salah satunya berkaitan dengan pengemasan produk," katanya, Kamis, 28 September 2023.

Pada pengemasan tersebut, pelaku UMKM dikawasan setempat dinilai kurang efektif. Bahkan, beberapa pelaku UMKM pun juga mengeluhkan waktu pengemasan yang cukup lama dengam durasi dua hingga, tiga jam untuk 100 produk.

"Melihat permasalah para UMKM ini, kamii mahasiswa Singapura dan Indonesia pun bekerjasama menciptakan inovasi alat pengemasan yang murah dan mudah untuk mereka. Yang bahkan, bisa dibuat sendiri," ujarnya.

Alat yang diciptakan merupakan alat bag log, yakni mixing ingredients yang diperlukan untuk membuat jamur tiram. Dimana, dengan prototipe ini para pelaku UMKM jamur tirram bisa menghemat waktu hingga satu jam.

"Alat  ini terbuat dari barang yang mudah ditemukan, ada kayu, galon mineral, tali rafia dam kardus. Biaya pembuatannya hemat, dan alat ini juga cukup efesien membantu mereka,".

Sementara itu, Dekan Fakultas Desain, Martin Luqman Katoppo memgatakan, pengembangan inovasi masyarakat ini merupakan bentuk nyata gerakam mahasiswa di lingkungan masyarakat. Dimana, prototipe yang mereka hasilkan bersama dengan mahasiswa asal Singapura, bisa tepat sasaran dan memang berguna dengan baik.

"Proses mereka terjun dilapangan ini kurang lebih 12 hari, mulai dsri observasi hingga mencari apa yang memang dibutuhkan masyarakat, sehingga prototipe yang mereka ciptakan memang betul tepat dan dapat digunakan atau diterapkan," ungkapnya.

 

DPK Provinsi Banten Pertahankan Akreditasi A dari Perpustakaan Nasional