Diduga Pegawainya Kumpulkan KTP Warga untuk Dukung Paslon, Ini Kata Kepala Kemenag Kabupaten Serang
Banten.viva.co.id –Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Serang 2024 kian memanas dengan munculnya kabar yang mengindikasikan keterlibatan pegawai Kementerian Agama (Kemenag) dalam pengumpulan KTP warga.
Pengumpulan ini diduga bertujuan untuk mendukung kemenangan calon bupati Ratu Zakiyah.
Kepala Kemenag Kabupaten Serang, Uesul Qurni, pun angkat bicara mengenai kabar yang menyebar di media sosial, terutama di platform TikTok.
Dalam klarifikasinya, Uesul menegaskan bahwa pengumpulan KTP tersebut tidak ada dan tidak diintruksikan oleh pihaknya.
“KTP itu hak identitas warga. Insyaallah tidak ada pengarahan dari kami atau permintaan dari staf saya untuk memilih calon tertentu, termasuk calon nomor urut 02,” ujar Uesul.
"Masyarakat juga sudah pinter dalam memilih Paslon. Adapun kita gak bisa lah memerintah pengumpulan dukungan berbentuk KTP," katanya.
Uesul juga menegaskan, jika ada pegawai aktif yang terbukti terlibat atau berpihak pada salah satu calon, akan diberikan sanksi tegas.
“Kalau ada pegawai yang melakukan keberpihakan atau mengajak warga, kami akan berikan sanksi sesuai aturan,” tambahnya.
Uesul, yang baru dua bulan bertugas di Kemenag Serang, juga menjelaskan bahwa ia tidak mengenal pegawai yang disebut-sebut terlibat dalam pengumpulan KTP.
Menurutnya, jika terjadi pertemuan dengan pegawai atau pihak terkait, itu biasanya dalam acara-acara resmi.
Lebih lanjut, Uesul mengimbau seluruh ASN di lingkungan Kemenag Kabupaten Serang untuk menjaga netralitas dan menghindari keberpihakan pada kandidat tertentu.
"Sebagai ASN, kita harus mampu menahan diri agar tidak mencampuri proses politik dan tetap netral dalam pilkada ini," katanya.
Menanggapi video viral di TikTok yang menunjukkan pegawai Kemenag hadir dalam acara kampanye, Uesul menjelaskan bahwa kehadiran mereka tidak disengaja.
Pegawai tersebut hadir karena diundang dalam acara bertajuk "Kampanye Damai" yang ternyata melibatkan deklarasi yang dilakukan oleh pihak luar.
Ia menegaskan bahwa pegawai Kemenag hadir karena undangan dan tidak ada niat untuk terlibat secara politik.
“Pegawai Kemenag Kabupaten Serang saat itu hadir karena undangan dan terjebak dalam situasi yang tidak direncanakan,” ujarnya.