Bakal Pimpin Pertamina, Simon Mantiri dan Iwan Bule Paham Visi Prabowo Wujudkan Swasembada Energi

Ilustrasi Pertamina
Sumber :

Banten.viva.co.id –Menjelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina pekan depan, rencana Kementerian BUMN untuk menunjuk Simon Aloysius Mantiri sebagai Direktur Utama dan Mochamad Iriawan sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) dinilai sebagai langkah tepat. 

DPP NCW Optimis Kepemimpinan Prabowo-Gibran Akan Tegas Basmi Korupsi

Keduanya dikenal dekat dengan Presiden Prabowo Subianto, sehingga diharapkan mampu membawa arah baru bagi perusahaan energi terbesar di Indonesia ini.

Jerry Massie, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), menyebut Simon dan Iriawan sangat memahami visi Presiden Prabowo untuk mendorong Pertamina menuju swasembada energi

Laga Lawan Jepang, Presiden Prabowo Diharapkan Bisa Hadir Di SUGBK untuk Berikan....

“Keduanya punya latar belakang kuat. Simon Mantiri ahli di sektor energi, sementara Iwan Bule punya rekam jejak panjang di kepolisian yang akan meningkatkan sinergi dengan Polri,” jelas Jerry, Jumat 25 Oktober 2024. 

Profil Simon Mantiri dan Iwan Bule

Hadir di Pelantikan Presiden, Fery Radiansyah Usulkan Perubahan Besar untuk Desa

Simon Mantiri, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur PT Nusantara Energi, merupakan sosok profesional yang berpengalaman di bidang energi. 

Perusahaan ini dimiliki oleh Prabowo Subianto dan bergerak di berbagai sektor, mulai dari energi terbarukan hingga jasa pertambangan. 

Mantiri juga pernah menjadi asisten pribadi CEO Nusantara Energi, dan saat ini berperan sebagai Dewan Pembina DPP Partai Gerindra.

Sedangkan Mochamad Iriawan, yang akrab disapa Iwan Bule, merupakan mantan Komjen Polri. Ia pernah menjabat sebagai Kapolda di beberapa wilayah strategis seperti NTB, Jawa Barat, dan Metro Jaya. 

Iriawan juga memiliki pengalaman sebagai Pj. Gubernur Jawa Barat dan Sekretaris Utama Lemhanas, serta Ketua Umum PSSI.

Pemerintahan Prabowo Subianto memiliki target ambisius untuk mencapai swasembada energi dalam 4–5 tahun mendatang. 

Pertamina sendiri saat ini sedang mengembangkan beberapa proyek strategis rendah karbon untuk mendukung tujuan ini. 

Empat terobosan utama yang sedang digarap adalah pengembangan biofuel ramah lingkungan, peningkatan kapasitas energi panas bumi dari 672 MW menjadi 1 GW dalam dua tahun.

Kemudian ada proyek pengembangan petrokimia dengan target 3,2 juta ton pada 2025, dan pengembangan teknologi penangkapan serta pemanfaatan karbon (CCS/CCUS).

Jerry Massie menyarankan pemerintah untuk mendorong Pertamina agar lebih aktif dalam eksplorasi sumber daya alam migas dan panas bumi, yang saat ini baru dimanfaatkan sekitar 20%. 

“Pemerintah perlu memberikan insentif untuk survei mandiri dan memprioritaskan produksi dalam negeri agar impor BBM bisa ditekan,” ujar Jerry.

Duet Simon dan Iriawan ini diharapkan mampu membawa Pertamina ke arah yang lebih solid dalam mencapai target-target besar, termasuk mendukung pertumbuhan ekonomi hingga 8%. 

Tantangan ke depan tidak hanya soal produksi, tetapi juga dalam memastikan stabilitas energi nasional. Dengan latar belakang keduanya, pemerintah optimis koordinasi dan pengawasan di Pertamina akan lebih baik.

Selain fokus pada swasembada energi, Pertamina juga berkomitmen mendukung program Net Zero Emission (NZE) 2060. 

Proyek-proyek seperti pengembangan biofuel, petrokimia, dan CCS/CCUS adalah bagian dari strategi besar menuju tujuan tersebut. 

Untuk mewujudkan semua ini, diperlukan kerja sama solid antara pemerintah, Pertamina, dan sektor swasta.