Ramai Soal Anak Harus Jalani Cuci Darah, Ini Tips Untuk Jaga Ginjal Si Kecil
- Pixabay/natik_1123
Banten VIVA - Kesehatan ginjal pada anak saat ini sedang menjadi fokus para ibu, setelah sempat viralmya di media sosial kondisi anak yang harus menjalani proses cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
Cuci darah atau hemodialisa merupakan salah satu terapi pengganti ginjal pada pasien gagal ginjal kronik. Dimana, adanya proses pembersihan darah dari sampah sisa metabolisme dan cairan yang berlebih oleh bantuan ginjal buatan dan mesin hemodialisa.
Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Eka Hospital BSD, dr. Marissa Tania Stephanie Pudjiadi, Sp.A, menjelaskan, jenis kerusakan ginjal pada anak, dan tips untuk menjaga kondisi anak agar ginjal tetap sehat.
Dimana, terdapat dua tipe gagal ginjal, yakni gagal ginjal kronis dan akut. Untuk gagal ginjal akut merupakan kondisi si anak yang tiba-tiba mengalami infeksi berat.
"Yang harus diketahui dulu, gagal ginjal itu ada dua, akut dan kronis. Kalau gagal ginjal akut, terjadi atau penyebabnya ini tiba-tiba, seperti kasus kemarin yang mana, banyak anak harus cuci darah karena mengonsumsi obat dengan kandungan tertentu. Dan untuk kondisi ini, ada bisa sembuh, fungsi ginjal bisa kembali dengan baik," katanya di Tangerang, Senin, 29 Juli 2024.
Kemudian, gagal ginjal kronis. Dimana fungsi ginjal mengalami penurunan secara perlahan. Ada beberapa faktor gagal ginjal kronis yang mana, bisa dikaitkan dengan anak yang obesitas dan memiliki hipertensi.
"Kalau kronis, fungsi ginjalnya yang turun perlahan. Dan ini bertahap ya, prosesnya ada stadium. Biasanya kondisi ini dikaitkan dengan riwayat memiliki obesitas dan hipertensi. Kalau ditanya ada hubungan atau tidak dengan pola hidup, tentu bisa karena dua kaitan penyakit tadi. Makanya, asupan makan anak juga harus diperhatikan," ujarnya.
Adanya kondisi ini, dr. Marissa membagikan beberapa tips kepada orang tua untuk bisa menjaga asupan si kecil, agar ginjal anak tetap sehat.
Seperti, membatasi jumlah konsumsi garam maksimal 2 gram per hari, mengurangi konsumsi makanan kemasan atau kaleng yang tinggi kadar garam, mengurangi minuman manis kemasan dan tidak begadang.
"Untuk anak- anak disarankan sejak bayi banyak gerak bayi, usia 1 tahun disarankan 30 menit bergerak dan tidur 16 jam. Usia 1-3 tahun disarankan 3 jam bergerak ditambah dengan aktifitas berat untuk penguatan otot dan tidur 14 jam. Usia di atas 3 tahun itu tidur 11 jam. Lalu, perhatikan juga kebutuhan cairan anak, minimal mereka mendapatkan 1,5 liter per hari," ungkapnya.