Kisah Nyimas Gamparan Pimpinan Perang Cikande saat Melawan Kolonial Belanda
Saat memimpin perang, Nyimas Gamparan menggunakan taktik perang gerilya untuk menghadapi pasukan Belanda.
Serangan demi serangan yang dilancarkan oleh Nyimas Gamparan dan puluhan prajurit wanitanya membuat kewalahan pasukan VOC Belanda dan banyak mengalami kerugian.
Belanda yang mengalami kerugian tidak menyerah, mereka menggunakan taktik licik termasuk menjalankan politik devide et impera atau politik pecah belah.
Saat itu, pihak Belanda merayu Raden Tumenggung Kartanata Nagara yang menjadi Demang di wilayah Jasinga, Bogor untuk melawan pasukan Nyimas Gamparan.
Oleh Belanda, Raden Tumenggung Kartanata Nagara diiming-imingi akan dijadikan penguasa di daerah Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.
Merasa tertarik dengan tawaran tersebut, Raden Tumenggung Kartanata Nagara bersama pasukannya memukul mundur seluruh laskar Nyimas Gamparan di kawasan Pamarayan.
Nyimas Gamparan pun gugur dalam persitiwa tersebut. Jenazahnya disemayamkan di daerah Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten.