DPP NCW Sebut Kolusi dan Nepotisme Ala Dinasti Jokowi, Bisa Berdampak Buruk Terhadap Demokrasi

Presiden RI Jokowi
Sumber :
  • Instagram Jokowi

DPP NCW menduga keterlibatan para pembantu Presiden Jokowi yang disebutkan diawal mengarah kepada tindakan ‘nepotisme’ Jokowi sebagai Presiden dan orang tua Gibran.

Marak Kasus Bullying, Jokowi Minta Sekolah Tempat Aman dan Nyaman Bagi Siswa

Dimana memberi arahan demi lolosnya putra mahkota, diantaranya. Melalui Menteri Sekretaris Negara Pratikno dengan meminta Partai Gerindra segera mendeklarasikan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Kemudian meminta lebih dari tiga lembaga untuk menyurvei elektabilitas Gibran, lalu menginstruksikan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi memantau sentimen terhadap Gibran.

Jasa Prabowo Besar bagi Bangsa sejak di Militer, M. Qodari: Sangat Pantas Raih Gelar Jenderal

Berikutnya meminta kelompok relawannya (Projo, Jokowi Mania, Bara JP, Arus Bawah Jokowi, dan Rumah Jokowi) mendukung Gibran, mendorong partai-partai lain agar ikut mengajukan Gibran, dan meminta timnya Jokowi menyusun pidato Gibran dalam deklarasi.

“Kami juga menduga keterlibatan para pembantu Jokowi disinyalir juga memiliki peran yang sama pada saat putra bungsu Jokowi diberikan “previlege” atau “gratifikasi” menduduki jabatan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI)," ujarnya. 

Beredar Ajakan Pemakzulan Jokowi pada Jumat, 01 Maret 2024

NCW meyakini dugaan ini nyata adanya karena Kaesang yang tidak memiliki pengalaman dalam organisasi politik, dan sejauh ini hanya memiliki kekuatan ‘relasi kuasa’ sekelas penguasa atau Presiden yang bisa mendapatkan hadiah “durian runtuh” ketua umum partai tersebut. 

Politik dinasti yang dijalankan oleh Jokowi, yang didukung politikus Koalisi Indonesia Maju (KIM), berdampak buruk terhadap demokrasi dan tatanan berpolitik yang beretika dan beradab.  

Halaman Selanjutnya
img_title