Siswa SDN 4 Anyer Menangis Histeris Usai Sekolahnya Disegel Paksa dengan Batu Setruk

Tangkap layar batu yang diturunkan di depan SD N 4 Anyer
Sumber :
  • Istimewa

"Untuk menjaga kondusifitas jangan sampai keos, dengan sengaja kami geser ke Polsek Anyer supaya kondusif," katanya.

Ratusan Warga Bakar Ponpes, Usai Tiga Santriwati di Cabuli Pimpinannya

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang, Asep Nugraha Jaya mengaku, hingga saat ini Rabu 18 Oktober 2023 siang, bebatuan yang menumpuk di depan gerbang SD Negeri 4 Anyer masih belum disingkirkan lantaran pihak yang mengaku ahli waris sempat mengamuk saat warga hendak menyingkirkan batu tersebut.

"Semalam sudah disepakati (batu) akan disingkirkan oleh yang menurunkan. Tapi ternyata yang menyepakati itu orang suruhan. Orang yang mengklaim ahli waris itu datang, teriak-teriak bahwa batu tidak boleh disingkirkan, akhirnya kami khawatir terjadi apa-apa, jadi sebagian saja yang disingkirkan untuk akses masuk anak-anak" kata Asep.

PT Chandra Asri Pacific Tbk Uji Coba Co-firing RDF di Pabrik Petrokimia Puloampel

Ia menuding, penyegelan paksa yang dilakukan pihak yang mengaku sebagai ahli waris tak berdasar lantaran status tanah SD Negeri 4 Anyer sudah tercatat sejak tahun 1975 saat masih berada di wilayah Provinsi Jawa Barat.

"Apa dasar kepemilikannya, itu tak ada. Yang kami pegang yang kami jadikan pedoman itu sekolah berdiri sejak 1975 dan sekolah itu tercatat dalam administrasi aset daerah sejak zaman Provinsi Jawa Barat, ada dokumennya di kami. Itu sekolah dibangun di lahan bengkok, ada dokumen tahun 1984 yang ditandatangani kepala desa, di situ kepala desa menyatakan laha itu adalah tanah bengkok," terangnya.

Hitung Cepat Selesai, Seluruh Paslon Diminta Hormati Proses KPU dan Jaga Kondusifitas

Akibat peristiwa itu, diakui Asep, sejumlah siswa di SD Negeri 4 Anyer terpantau tidak masuk sekolah lantaran diduga ketakutan akibat peristiwa penyegelan paksa oleh pihak yang mengaku aksi waris tersebut. Hingga pihaknya pun meminta kepada pihak sekolah untuk memberikan trauma healing bagi para siswa yang tetap bersekolah.

"Saya pantau tadi anak-anak tetap hadir ke sekolah, memang ada beberapa kelas rendah yang memang tidak hadir, saya tanya alasannya karena ketakutan, kita maklumi. Tapi untuk kelas tinggi alhamdulillah pada masuk, saya juga mimta untuk KBM-nya tidak terlalu berat, sambil trauma healing aja," jelas Asep.

Halaman Selanjutnya
img_title