Pemuda Desa Bersatu Bantu Kakek Nenek Yang Rawat Anak Dengan Gangguan Jiwa
- Pemuda Desa Bersatu
Banten.Viva.co.id - Ibrahim sudah tak muda lagi, kini usianya 71 tahun. Kakek sepuh itu tinggal bersama istrinya yang sudah renta, Jasimah namanya dan berusia 52 tahun. Perjuangan mereka tak mudah, karena harus merawat anaknya yang mengalami gangguan jiwa.
Untuk kebutuhan hidup sehari-hari, secara bergantian mereka mengemis di sekitar Pontang maupun Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten. Rumahnya pun sudah tidak layak huni, karena rusak dibanyak titik. Bahkan sempat runtuh, karena tak memiliki biaya untuk merenovasinya.
"Rumahnya udah reot udah banyak bangunan yang rusak, karena rumahnya bangunan lama. Rumahnya juga sebagian roboh karena udah gak kuat," ujar Jasimah, dalam bahasa Jawa Serang atau Jaseng, ditemui di kediamannya, pada Sabtu, 17 Februari 2024.
Mereka tinggal di Kampung Legon, Desa Sujung, Kecamatan Tirtayasa, sebuah permukiman di bagian Utara Kabupaten Serang, Banten.
Meski di usia renta, mereka harus terus mencari sebutir beras untuk makan keluarga. Sebelum jadi pengemis, baik Ibrahim maupun Jasimah bekerja sebagai buruh serabutan, seperti menjadi kuli cuci, dengan penghasilan sekitar Rp 25 ribu per hari. Kian hari, mereka sulit mencari nafkah dengan bekerja. Sehingga memaksanya menjadi pengemis.
Bahkan hasil mengemis pun kerap tak cukup untuk makan mereka sehari-sehari. Ditambah, usia yang sudah renta, membuat gerak Jasimah dan Ibrahim terbatas, karena tenaga tak sekuat saat masih muda dulu.
"Jangankan buat bangun rumah, buat makan sehari-hari aja mengandalkan pemberian dari orang dermawan, ibu juga kadang kuli cuci di rumah tetangga itu pun kalo ada yang minta," terangnya.
Sebuah kisah dan perjuangan hidup yang harus mereka perjuangkan di masa tua, agar dapur tetap ngebul dan perut terisi meski dengan segala keterbatasan yang ada.
"Kepaksa minta bantuan untuk nyambung idup," tuturnya perlahan.
Kisah hidup Jasimah dan Ibrahim pun sampai ke telinga Pemuda Desa Bersatu, dengan ala kadarnya, mereka memberikan sedikit bantuan berupa beras dan uang tunai. Anak muda ini berharap, sedikitnya bisa meringankan beban kakek dan nenek tersebut.
"Kami Pemuda Desa Bersatu melihat kondisi keluarga Bapak Ibrahim, kami berinisiatif dapat mengurangi sedikit beban yang di alami oleh keluarga beliau," ujar Dadang Sudisman, Koordinator Pemuda Desa Bersatu, Senin, 19 Februari 2024.
Dadang bercerita santunan yang dilakukan Pemuda Desa Bersatu bukan hanya kepada Kakek Ibrahim dan Nenek Jasimah saja. Namun ke sejumlah orang yang memang membutuhkan bantuan di wilayah Serang Utara, Kabupaten Serang, Banten.
"Kami mengetuk pintu sejumlah rumah yang kami anggap pantas kami bantu, khususnya orangtua," jelasnya.
Proses penghitungan suara sedang dilakukan oleh penyelenggara pemilu. Pemuda Desa Bersatu berharap semua lapisan masyarakat, para capres cawapres, partai politik maupun berbagai masyarakat tidak membuat gaduh. Karena masyarakat dilapisan terbawah yang tidak mengerti politik, bisa menjadi korban.
"Kami harap semua menjaga pemilu damai 2024. Lebih baik turun kebawah, melihat kondisi masyarakat yang membutuhkan uluran tangan kita semua," tuturnya.