Merenungi Kehidupan Melalui Tujuh Falsafah Jawa
- ANTVKlik
Banten.Viva.co.id - Merenungi filosofi atau falsafah Jawa dalam kehidupan sehari-hari, memiliki makna mendalam dan diyakini bisa membuat manusia selamat bahkan damai dikehidupannya. Nyaris seluruh masyarakat Jawa, masih menggunakan filosofi atau falsafah Jawa dalam segala lini kehidupannya. Falsafah Jawa itu masih mereka pegang teguh dalam segala tindak tanduknya.
Masyarakat Jawa khususnya, seringkali menggunakan unen-unen atau bahasa istilah, untuk menata hidup. Warisan budaya pemikiran orang Jawa, mampu menambah kedewasaan dalam hidup bagi banyak manusia.
Berikut tujuh filosofi atau falsafah Jawa dalam kehidupan manusia:
1) Alang-alang Dudu Aling-aling, Mergoning Kautamaan, artinya, persoalan dalam kehidupan bukan penghambat, melainkan jalannya kesempurnaan.
2) Nrimo Ing Pandum, artinya, dalam hidup, manusia harus berusaha dan berdoa secara maksimal, untuk mencapai cita-cita. Namun hasilnya, tetap berserah diri dan bertawakal kepada Tuhan YME.
3) Jer Basuki Mawa Beya, artinya, untuk mencapai suatu tujuan atau cita-cita yang mulia diperlukan biaya atau usaha.
4) Becik Ketitik, Olo Ketoro, artinya, kebenaran atau kebaikan akan muncul, walau dipendam rapat-rapat. Keburukan, akan diketahui walupun disembunyikan dengan rapat.
5) Ing Ngarso Sung Tuloso, Ing Madyo Bangun Karaso, Tutwuri Handayani, artinya, sikap kesatria atau jadi pemimpin jika berada di depan, menjadi teladan atau contoh yang baik jika berada di tengah, menjadi pendukung saat berada dibarisan belakang, bukan penghalang atau beban bagi yang lain.
6) Sopo Sing Salah Seleh, Sopo Seng Bener Ora Nakal Keblinger, artinya, yang salah pasti akan ketahuan juga dan siapa yang benar tidak akan mudah terjebak.
7) Ojo Dumeh, artinya, jangan menggerutu, jangan sok, jangan sombong, jangan menganggap remeh.
Â