Peran Pemuda dan Pelajar Pada Masa Orde Baru Pimpinan Soeharto
- Freepik
Banten.viva.co.id–Pemuda dan pelajar memiliki peran yang begitu sakral saat orde baru atau tepat ketika Indonesia dipimpin oleh Soeharto.
Sejarah telah mencatat dalam berbagai peristiwa sejarah, puncaknya terjadi pada 1928, Para pelajar di Jakarta secara serentak membacakan Sumpah Pemuda.
Begitu juga peran pemuda dan pelajar pada masa Orde Baru tidak lepas dari konteks politik dan sosial saat itu, yaitu di bawah rezim otoriter Soeharto.
Perlu diingat bahwa tidak semua pemuda dan pelajar memiliki pandangan dan peran yang sama pada saat itu.
Berikut adalah uraian lengkap mengenai peran pemuda dan pelajar pada masa orde baru.
Peran Penting Pemuda dan Pelajar pada Masa Orde Baru
Pada masa Orde Baru, pemuda dan pelajar memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat dan politik Indonesia.
Berikut beberapa peran penting mereka:
1. Agen Penjaga Stabilitas Politik:
Pada saat orde baru pemuda dan pelajar didorong untuk mendukung program pemerintah dan menjaga stabilitas politik.
Hal ini dilakukan melalui berbagai organisasi seperti KNPI dan HMI yang dikontrol pemerintah.
Pemuda dan pelajar pada masa itu juga diminta untuk menjadi penekan suara kritis yang dilontarkan kepada pemerintah.
Kritik terhadap pemerintah, terutama yang dianggap radikal, dibungkam. Hal ini membatasi peran pemuda dan pelajar sebagai agen kontrol sosial.
2. Motor Penggerak Pembangunan:
Pemuda dan pelajar dilibatkan dalam berbagai kegiatan pembangunan, seperti pembangunan desa, reboisasi, dan program swasembada pangan.
Mereka juga berperan dalam menyebarkan informasi tentang program pemerintah dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi.
3. Penerus Generasi Penerus Bangsa:
Pemuda dan pelajar pada saat itu dididik dengan nilai-nilai moral Pancasila dan diarahkan untuk menjadi generasi penerus bangsa yang loyal dan patuh pada pemerintah.
Berbagai kegiatan pelatihan dan pengembangan keterampilan diadakan untuk meningkatkan kualitas SDM pemuda dan pelajar.
4. Kekuatan Demonstrasi:
Meskipun dikontrol, pemuda dan pelajar occasionally menunjukkan sikap kritis terhadap pemerintah, seperti dalam peristiwa Malari 1974 yang menentang kedatangan Perdana Menteri Jepang Tanaka Kakuei.
Pada akhir masa Orde Baru, pemuda dan pelajar menjadi kekuatan utama dalam gerakan Reformasi 1998 yang menumbangkan rezim Soeharto.
Peran pemuda dan pelajar pada masa Orde Baru memiliki dua sisi. Di satu sisi, mereka didorong untuk menjadi agen penjaga stabilitas dan pembangunan.
Di sisi lain, mereka juga memiliki potensi untuk menjadi kekuatan kritis terhadap pemerintah, seperti yang terlihat dalam peristiwa Malari 1974 dan Reformasi 1998.