Timnas Kian Disegani, Ian Maatsen Disebut Kecewa ke Belanda dan Siap Bela Indonesia
- Instagram @maatsen_
Banten.viva.co.id – Timnas Indonesia tampil lebih menjanjikan belakangan ini. Langkah besar PSSI merekrut jajaran pelatih Belanda, mulai dari Patrick Kluivert hingga Gerald Vanenburg, tampaknya berbuah manis.
Permainan skuad Garuda pun dinilai semakin solid, terutama dengan kehadiran sejumlah pemain diaspora Eropa.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan: apakah Timnas Indonesia kini begitu disegani hingga membuat beberapa talenta Belanda tergoda, termasuk Ian Maatsen?
Nama Ian Maatsen, bek sayap Chelsea, santer dibicarakan di kalangan penggemar. Ia sempat dipanggil Timnas Belanda secara mendadak saat UEFA Euro 2024, tetapi tidak bermain satu menit pun.
Keputusan Ronald Koeman kala itu membuat Maatsen kecewa. Ia merasa kesempatannya minim, padahal ia punya potensi besar.
Isu terbaru menyebut Maatsen mulai berpikir untuk membela Indonesia, terutama setelah melihat betapa seriusnya PSSI merombak Timnas.
Banyak yang menilai Maatsen punya skill kelas dunia di pos bek kiri. Kemampuannya sudah teruji di Premier League saat membela Chelsea.
Di sisi lain, Indonesia memiliki nilai plus: pemain diaspora lain sedang tampil memukau di level Eropa.
Contoh nyata adalah Mees Hilgers dan Kelvin Verdonk yang terus menunjukkan stabilitas.
Maatsen disebut tertarik merasakan atmosfer serupa, apalagi fans Indonesia kerap memberikan dukungan luar biasa di media sosial.
Perombakan di tubuh Timnas tak berhenti pada pergantian pelatih dari Shin Tae-yong ke Patrick Kluivert.
PSSI juga aktif menambah pemain diaspora yang berpengalaman di liga-liga Eropa. Banyak pihak pun menilai Indonesia kini bukan lagi tim lemah di Asia.
Mereka mampu menahan tim kuat dan bahkan membuat tim-tim ASEAN seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam mulai waspada.
Patrick Kluivert, legenda sepak bola Belanda, menanamkan filosofi total football yang menekankan penguasaan bola dan tekanan tinggi.
Didukung asisten seperti Denny Landzaat, Alex Pastoor, dan Gerald Vanenburg, Kluivert berupaya membangun pondasi baru.
Kehadiran para pemain diaspora menambah ketangguhan Garuda.
Tak heran jika kabar kedatangan Ian Maatsen kian membuat lawan-lawan di Grup C mulai menyiapkan strategi khusus.
Ian Maatsen bukan satu-satunya talenta muda yang minim kesempatan di Timnas Belanda. Ronald Koeman kerap dituduh mengutamakan pemain tertentu atau kurang adil menilai potensi Maatsen.
Beberapa kali dipanggil, ia jarang mendapat menit bermain. Padahal, Maatsen telah menonjol di level klub, khususnya saat dipinjamkan ke Burnley.
Kesempatan bermain di lapangan hijau pun jarang tiba ketika Koeman mencari bek kiri utama.
Isu persahabatan antara Indonesia dan Belanda kian meramaikan spekulasi soal kepindahan Maatsen.
Jika uji coba itu benar terealisasi, Maatsen berpotensi menghadapi situasi unik memilih memperkuat De Oranje atau bergabung dengan Garuda.
Namun, pengamat menilai kans Maatsen bersama Belanda semakin tipis. Persaingan ketat dan sedikitnya kepercayaan dari Koeman membuat ia mulai melirik opsi lain.
Publik Indonesia kini terus menyoroti perkembangan di Eropa, terutama pemain keturunan yang berpeluang diboyong PSSI.
Contoh lain adalah Pascal Struijk di Leeds United, serta kiper Emil Audero di Italia. Semangat tinggi PSSI menggoda mereka agar bergabung. Magis Patrick Kluivert, figur kondang di sepak bola dunia, menjadi daya tarik tersendiri.
Ambisi Indonesia menembus Piala Dunia 2026 juga bukan sekadar wacana. Performa Garuda di sisa babak Kualifikasi Round 3 akan jadi penentu.
Bila berhasil merebut posisi dua besar, jalan menuju turnamen empat tahunan itu semakin terbuka.
Bayangkan bila Ian Maatsen benar-benar masuk skuad. Lini belakang Indonesia bakal kian solid, mengikuti jejak Kelvin Verdonk yang sudah lebih dulu sukses di Eredivisie.