Dua Oknum Guru Sekolah Lecehkan Murid SD Berkali-kali, Korban Sering Alami Muntah
- Freepik
Banten – Dua oknum guru sekolah insial MU dan AG tega melecehkan muridnya sendiri yang masih duduk di bangku SD.
Aksi pelecehan dua oknum guru sekolah tersebut dilakukan berkali-kali hingga korban sering mengalami muntah dan sakit.
Aksi tak terpuji yang dilakukan oknum guru sekolah ini terjadi di Kecamatan Sibulue, Bone, Sulawesi Selatan.
Kapolres Bone AKBP Ardyansyah mengatakan bahwa kedua pelaku yang melakukan pelecehan kepada 1 murid SD itu yakni inisial MU yang merupakan guru ASN dan AG yang merupakan guru honorer.
"Benar, kedua oknum guru ini mengajar di salah satu SD di Kecamatan Sibulue, Bone. Mereka terbukti melakukan tindak pidana pelecehan," kata Ardyansyah saat dimintai konfirmasi, Minggu, 18 Desember 2022.
Dia menjelaskan bahwa kasus ini terungkap bermula saat orang tua korban merasa aneh dengan tingkah laku anaknya yang kerap merasakan sakit dan mengalami muntah-muntah.
Dari situ, kata Ardiansyah, korban kemudian dibujuk untuk menceritakan kejadian pelecehan tersebut.
Korban pun mengaku telah dilecehkan dengan cara mengulum atau menghisap kemaluan kedua oknum guru tersebut.
Parahnya, lanjut Ardiansyah, aksi tersebut bukan hanya sekali. Akan tetapi sudah berulang kali dilakukan oleh pelaku di sekolah.
"Dalam laporannya, korban disebutkan dilecehkan tidak hanya sekali dengan. Tapi sudah lebih dari sekali," katanya.
Setelah mendengar cerita itu, orang tua korban pun akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Polres Bone.
"Dari cerita korban, kedua pelaku kemudian dilaporkan sama orang tua siswa ini. Dan kami langsung amankan kedua pelaku," kata Ardiansyah.
Lebih lanjut, Ardiansyah mengaku dari hasil pemeriksaan penyidik, kedua pelaku pun kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Polres Bone.
Dari situ, kata Ardiansyah, korban kemudian dibujuk untuk menceritakan kejadian pelecehan tersebut.
Korban pun mengaku telah dilecehkan dengan cara mengulum atau menghisap kemaluan kedua oknum guru tersebut.
Ardiansyah, aksi tersebut bukan hanya sekali. Akan tetapi sudah berulang kali dilakukan oleh pelaku di sekolah.
"Dalam laporannya, korban disebutkan dilecehkan tidak hanya sekali dengan. Tapi sudah lebih dari sekali," tutupnya.