7 Warga Banten Teridentifikasi Suspect Cacar Monyet

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti
Sumber :
  • Yandi Sofyan/banten.viva.co.id

Banten.viva.co.id –  KepalaDinas KesehatanAti Pramudji Hastuti menyebut ada 7 warga di Banten yang diduga terkenacacar monyetdan saat ini sedang dilakukan uji laboratorium untuk memastikan penyakitnya.

Ketum TP PKK Kunjungi Tangerang, Cek Layanan Kesehatan bagi Warga di 10 Kecamatan

Meski begitu, diakui Ati, saat ini pihaknya masih melakukan siaga 3 penyakit cacar monyet dengan terus bergerak melakukan pencegahan penyakit cacar monyet di Provinsi Banten .

“Ada sekitar 7 orang tersangka, tersangka baru, harus diuji dulu. Dan semuanya tersebar di wilayah Tangerang Raya,” kata Ati, Kamis 2 November 2023.

DPK Provinsi Banten Pertahankan Akreditasi A dari Perpustakaan Nasional

Meski belum ada dampak buruk yang ditimbulkan dari cacar monyet, namun Ati mengaku sudah mengirimkan tim pengawas untuk melakukan pemantauan terhadap 7 orang yang diduga cacar monyet.

"Inshaallah kalau cacar monyet ga ada dampak buruknya. Tapi tetap kita melakukan pemantauan karena ada tim pengawasan, dan yang terpenting gejala mereka, apa yang jadi keluhan mereka itu kita obati," ungkapnya.

Paslon Gubernur Banten Kampanye Sekolah Gratis, Pengamat: Bukan Hal yang Mustahil

Sementara itu, Laporan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penyakit Cacar Monyet atau MPox ini sebagai darurat kesehatan masyarakat global pada Juli 2022. Laporan WHO juga menyebutkan adanya kekhawatiran bahwa masalah MPox ini agak terabaikan di wilayah Asia Tenggara karena kurangnya akses terhadap fasilitas medis yang mampu. 

Ketua Satgas MPox PB IDI , Dr Hanny Nilasari, Sp DVE mengatakan, kesadaran masyarakat terhadap penyakit cacar monyet menjadi salah satu alasan utama diabaikannya penyakit ini di Asia Tenggara. 

Menurutnya, banyak masyarakat yang masih belum mengetahui gejala cacar monyet dan ketidaktahuan cara melindungi diri dari penyakit tersebut bisa menjadi persoalan lain naiknya kasus cacar monyet di Indonesia.

"Kurangnya informasi ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam mencari pertolongan medis, yang dapat berakibat lebih parah. Selain itu, sering terjadi kesalahpahaman mengenai penyakit ini, bahwa Mpox bukanlah penyakit serius atau tidak umum terjadi. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya kepedulian terhadap penyakit ini dan keengganan mengambil tindakan untuk melindungi diri dari infeksi," kata Dr Hanny dalam keterangan resminya.

Untuk itu, ia pun mendorong agar pemerintah ikut serta menyadarkan kesadaran masyarakat agar bisa lebih waspada untuk mengatasi masalah cacar monyet di Indonesia.

“Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai gejala-gejala penyakit ini, dan mendidik masyarakat tentang cara melindungi diri dari infeksi, kita dapat mengurangi penyebaran penyakit dan meningkatkan hasil bagi mereka yang terinfeksi,” tandas Dr Hanny.