Disebut Gipsy Laut, Ini Potret Kehidupan Suku Bajo yang Menginspirasi Sutradara Film Avatar

Suku Bajo, Indonesia
Sumber :
  • Instagram @klanaexplore

 

Suku Bajo menggantungkan hidupnya kepada laut, mereka menghabiskan 60 persen aktivitas kerja rata-rata 8 jam dalam sehari di lautan untuk menangkap ikan, kulit penyu dan terumbu karang yang dijadikan perhiasan. 

Bagi mereka, laut adalah rumah kedua atau mungkin rumah utamanya, tempat di mana mereka bermain, belajar kepada alam, menggantungkan hidup dan harapan juga menjalin keakraban. 

Bahkan beberapa di antara mereka akan sakit kepala tatkala tidak mendengar gemuruh ombak, yang ungkapan ini menandai akan kedekatan serta sulitnya mereka untuk dipisahkan dari laut. 

Mereka berprinsip memindahkan orang Bajo ke daratan sama seperti memindahkan penyu ke daratan. Bahkan sejak bayi, anak-anak suku Bajo telah dikenalkan pada laut. 

Dalam suku ini, bayi-bayi yang baru lahir akan dibawa ke laut dan didoakan agar kelak menjadi pelaut tangguh. Laut seolah menyatu dalam setiap diri orang Bajo, suara deburan ombak, angin yang bertiup kencang, udara panas yang berbaur dengan uap air laut adalah kehidupan sejati mereka. 

Keberadaan mereka pun diakui oleh dunia Internasional sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kelestarian laut. Dulunya, suku Bajo menetap di dalam perahu, berpindah dari satu tempat menuju tempat lain. Namun saat ini kehidupan mereka tidak se-nomaden para pendahulunya.