Mengenal Pasukan Elit Kerajaan Majapahit; Bhayangkara Pimpinan Gajah Mada
- Viva.co.id
Banten.Viva.co.id - Tahukah kamu, dahulu kala, tepatnya zaman Kerajaan Majapahit, terdapat pasukan elit bernama Bhayangkara, pimpinan Maha Patih Gajah Mada.
Nama Bhayangkara kini melekat kuat dan menjadi sebutan bagi Kepolisian Republik Indonesia atau Polri.
Pasukan elit Majapahit Bernama Bhayangkara dibawah pimpinan Maha Patih Gajah Mada, berhasil menggagalkan pemberontakan dan membawa kerajaan itu disegani di dunia.
Dalam kitab Negarakertagama diceritakan, pada masa kerajaan Majapahit terdapat pasukan bernama Dharmaputra. Pasukan ini adalah pengawal raja yang dibentuk oleh Raden Wijaya, raja pertama kerajaan Majapahit.
Pasukan elite ini beranggotakan tujuh orang, yakni Ra Kuti, Ra Semi, Ra Tanca, Ra Wedeng, Ra Yuyu, Ra Banyak, dan Ra Pangsa. Tujuh orang ini adalah pengawal Raden Wijaya ketika dikejar Jayakatwang yang menyerbu Singasari pada masa kekuasaan raja Kertanegara.
Istilah Dharmaputra diketahui dari naskah Pararaton. Jabatan ini tidak pernah dijumpai dalam sumber-sumber sejarah lainnya, baik itu Nagarakertagama ataupun prasasti zaman Majapahit.
Pararaton menyebutkan, para Dharmaputra disebut sebagai Pengalasan Wineh Suka, yang artinya pegawai istimewa yang disayangi raja, mereka diangkat oleh Raden Wijaya.
Ketujuh orang ini semuanya tewas sebagai pemberontak pada masa pemerintahan raja kedua Majapahit, Jayanagara.
Pasukan elite lain selain Dharmasuka yang disebut dalam kitab Negarakertagama adalah Bhayangkara. Nama Bhayangkara dimulai ketika munculnya pemberontakan yang dilakukan Ra Kuti, satu diantara anggota Dharmaputra.
Makar ini berhasil dipadamkan oleh Gajah Mada dengan pasukannya yang bernama Bhayangkara. Gadjah Mada, yang ketika itu memimpin pengawal raja, membantu Jayanegara melarikan diri dari Ibu Kota Majapahit dan menyembunyikannya dari kejaran pemberontak.
Dengan bantuan para bangsawan di pusat kota, Gadjah Mada bersama Pasukan Bhayangkara berhasil memukul balik Ra Kuti dan mendudukkan kembali Jayanegara ke istana untuk kedua kalinya.
Setelah Jayanegara meninggal, Majapahit dipimpin oleh Tribuwana Tunggadewi pada tahun 1334 yang kemudian mengangkat Gajah Mada sebagai mahapatih.
Gajah Mada yang menjadi Mahapatih, bersama Bhayangkara, menjadi pasukan paling elit di kerajaan Majapahit kala itu.
Prajurit Bhayangkara tidak banyak menggunakan perlengkapan perang, termasuk senjata. Mereka hanya menggunakan pedang, tombak, panah dan tameng.
Keris tidak disebut karena pada saat itu keris sudah dianggap sebagai perlengkapan pakaian.
Ditangan Gajah Mada, kesatuan Bhayangkara menjadi kekuatan sipil yang sangat berpengaruh pada zamannya. Keselamatan para raja dan keluarganya di bawah kewenangan dan tanggung jawab Kesatuan Bhayangkara.
Konon, ketika Majapahit diserbu kerajaan Demak, bangsawan Majapahit dengan dikawal pasukan Bhayangkara lari ke pulau Bali.
Artikel ini telah tayang di VIVA.co.id dengan judul Pasukan Elite di Balik Kesuksesan Majapahit