Kisah Sopir Taksi Banting Stir Jadi Pengusaha Bebek Petelur, Kini Raup Omzet Rp 6 Juta per Bulan

Petern
Sumber :
  • Tangkap layar YouTube

Banten.viva.co.id – Harus berhenti menjadi seorang sopir taksi karena pandemi Covid -19, membuat Winarno asal Sleman ini pun berpikir keras untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Alhasil, Winarno pun mencoba memelihara bebek petelur dengan harapan bisa memberikan mata pencaharian baru bagi dirinya dan keluarganya usai berhenti jadi sopir taksi.

Kini, berkat ketekunannya memelihara bebek petelur, Winarno pun mampu meraup keuntungan hingga Rp 6 juta per bulan dari menjual telur-telur bebek peliharaannya itu.

"Untuk omzet saya dari 200 ekor (bebek) itu di 1 bulan kurang lebih Rp 6 jutaan," kata Winarno dikutip dari kanal Ronarene Vlog.

 

Peternak bebek petelur

Photo :
  • Tangkap layar YouTube

 

Awal mulanya, Winarno mencoba bisnis bebek petelur lantaran melihat tetangganya di kampung banyak memelihara bebek petelur, sehingga dirinya pun berkeinginan mencoba.

"Saya lihat banyak dari tetangga dan saudara itu banyak yang memelihara bebek petelur," ujarnya.

Hingga akhirnya Winarno pun membeli 11 ekor bebek petelur dengan harga per ekor sekitar Rp 85.000. Kemudian Winarno pun membeli 100 ekor bebek petelur lagi lantaran melihat prospek cerah dari usahanya tersebut.

Seiring berjalannya waktu, kurang dari 1 tahun, bebek petelur milik Winarno pun bertambah menjadi 210 ekor dan mampu menghasilkan omzet mencapai Rp 6 juta per bulan dari hasil jualan telur bebek.

 

Peternak bebek petelur

Photo :
  • Tangkap layar kanal YouTube

 

"Kalau usaha bebek ini ga ribet. Jadi ya cukup bersyukur aja. Saya hari-hari kerja di luar kota. Karena sekarang saya kerja lagi jadi sopir. Untuk ngerawat bebek itu cuma 30 menit waktunya," ungkap Winarno.

Guna memasarkan telur-telurnya, Winarno menawarkannya secara online melalui media sosialnya selain menjualnya secara konvensional di rumahnya.

Bahkan, tak jarang Winarno pun harus mencari telur ke tetangganya guna memenuhi permintaan konsumen-konsumennya lantaran telur yang tersedia di tempatnya masih belum mencukupi kebutuhan pasar.

"Masyarakat di luar yang butuh telur bisa nanti langsung kontak butuhnya berapa, nanti bisa diantar atau diambil sendiri juga bisa. Kalau untuk pemesanan di luar Sleman itu paling enggak harus 100 biji, itu bisa matang atau mentah, juga yang belum diasin juga bisa," tandasnya.