Sejarah Kabupaten Serang Yang Berusia Hampir 5 Abad, Jilid 1
- Kemendikbud
Pada zaman Kesultanan ini banyak terjadi peristiwa-peristiwa penting, terutama pada akhir abad ke XVI, Juni 1596. Dimana, orang-orang Belanda datang untuk pertama kalinya mendarat di Pelabuhan Banten di bawah pimpinan Cornelis De Houtman dengan maksud untuk berdagang. Namun sikap yang congkak dari orang-orang Belanda tidak menarik simpati dari Pemerintah dan Rakyat Banten saat itu, sehingga sering timbul ketegangan antara masyarakat Banten dengan orang-orang Belanda.
Saat itu, sultan yang bertahta di Banten adalah sultan yang ke IV, yaitu Sultan Abdul Mufakir Muhammad Abdul Kadir yang waktu itu masih belum dewasa, sedangkan yang bertindak sebagai walinya adalah Mangkubumi Jayanegara yang wafat kemudian pada tahun 1602 dan digantikan oleh saudaranya yaitu Yudha Nagara.
Pada Tahun 1608 Pangeran Ramananggala diangkat menjadi Patih Mangkubumi. Sultan Abdul Mufakir mulai berkuasa penuh dari 1624-1651 dengan R amanggala sebagai Patih dan Penasehat Utamanya.
Sultan Banten yang ke VI adalah Sultan Abdul Fatah cucu Sultan ke V yang terkenal dengan julukan Sultan Ageng Tirtayasa yang memegang tampuk pemerintahan dari tahun 1651-1680. Pada masa pemerintahannya bidang politik, perekonomian, perdagangan, pelayaran maupun kebudayaan berkembang maju dengan pesat. Demikian pula kegigihan dalam menentang kompeni Belanda.
Atas kepahlawanannya dalam perjuangan melawan Kompeni Belanda, maka berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia, Sultan Ageng Tirtayasa dianugerahi kehormatan predikat sebagai Pahlawan Nasional.