Mengenal Tradisi Panjang Mulud di Banten, Mulai dari Sejarah dan Prosesi Pelaksanaannya

Tradisi Panjang Mulud di Serang, Banten
Sumber :
  • Instagram @infoserang

Hari-hari menjelang pelaksanaan diisi dengan kegiatan mengirim hidangan antar tetangga.

Sehari sebelum pelaksanaan, warga melakukan acara ngeriung ‘makan bersama’ dan tausiah maulid ‘ceramah maulid’ yang dimulai setelah shalat magrib. Esok harinya, pelaksanaan Ngarak (Panjang Mulud) dimulai. 

Titik awal arak-arakan Panjang Mulud berada di Mesjid dan dilaksanakan sekitar pukul 07.00. Pelaksanaan diawali dengan doa bersama yang dipimpin kyai. Dalam sesi doa bersama diselipkan sesi hadhoroh, yaitu doa yang dipanjatkan untuk keluarga atau kerabat yang sudah meninggal. 

Biasanya keluarga yang mengikuti sesi hadhoroh ini akan menaruh uang – seikhlasnya – dalam amplop yang bertuliskan keluarga atau kerabat yang sudah meninggal. Amplop tersebut bersama dengan amplop lainnya ditaruh di dekat kyai. 

Seluruh amplop tersebut biasanya akan dikumpulkan untuk dipergunakan untuk acara keagamaan atau disumbangkan kepada warga tak mampu.

Selesai sesi hadhoroh, acara Ngarak kemudian dilaksanakan. Kelompok seni Terebang Gede yang tergabung dalam sesi Ngarak menampilkan alunan musik khas Panjang Mulud untuk mengiringi dzikir mulud. Teks dzikir yang digunakan adalah dari Kitab Barzanzi yang dilantunkan oleh kelompok pedzikir dan peserta Ngarak. 

Selain berdzikir, shalawat juga dilantunkan dalam acara Ngarak tersebut. Rute pertama Ngarak adalah berjalan menuju lokasi Panjang. Setelah seluruh Panjang ikut dalam rombongan, acara Ngarak dilakukan dengan cara berjalan mengelilingi kampung. Durasi prosesi Ngarak dilakukan hingga menjelang shalat dzuhur.